Sekolah Rakyat: Penilaian Ketat Hindari Kecurangan Pendaftar

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan program Sekolah Rakyat tepat sasaran. Sistem penilaian yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS) dan perwakilan dari Dikdasmen, akan diterapkan untuk mencegah masyarakat yang berpura-pura miskin agar tidak lolos seleksi.

"Kami melakukan asesmen langsung ke rumah-rumah calon siswa," ujar Gus Ipul pada Kamis (29/5/2025). "Proses ini melibatkan survei dan evaluasi mendalam untuk menentukan kelayakan masing-masing pendaftar. Upaya pemalsuan kondisi ekonomi akan sulit dilakukan karena penilaian dilakukan secara ketat dan melibatkan banyak pihak."

Gus Ipul mengakui bahwa upaya pengentasan kemiskinan merupakan tantangan besar, namun ia optimis dengan adanya dukungan dari berbagai elemen masyarakat. "Tugas ini terasa lebih ringan karena menjadi tanggung jawab bersama. Dukungan dari pemerintah daerah, kementerian lain, dan berbagai pihak sangat membantu mempercepat proses ini."

Prioritas utama dalam program Sekolah Rakyat adalah anak-anak dari keluarga miskin dan sangat miskin. Kementerian Sosial akan aktif menghubungi keluarga-keluarga yang memenuhi kriteria tersebut dan mengundang mereka untuk mengikuti proses asesmen. Setelah lolos seleksi administrasi, calon siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Jika lolos pemeriksaan kesehatan, calon siswa akan diwawancarai untuk mengetahui potensi dan kemampuan mereka," jelas Gus Ipul. Ia menekankan bahwa tidak ada tes akademik dalam proses seleksi ini. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, anak-anak yang terdeteksi memiliki penyakit menular akan mendapatkan perawatan medis terlebih dahulu.

"Arahan Bapak Presiden sangat jelas, jika ditemukan penyakit menular saat pemeriksaan kesehatan, anak tersebut harus disembuhkan terlebih dahulu," tegas Gus Ipul. "Setelah sembuh, mereka dapat kembali mengikuti proses seleksi. Pada prinsipnya, selama memenuhi syarat, tidak ada anak yang akan ditolak masuk Sekolah Rakyat."

Untuk tahap awal, Sekolah Rakyat di Bandung akan menerima 150 siswa yang terbagi dalam 6 rombongan belajar, dengan masing-masing rombel berisi 25 siswa. Program ini mencakup jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Terdapat tiga lokasi yang disiapkan untuk Sekolah Rakyat di Bandung, yaitu Wisma Atlet Jalak Harupat sebagai asrama sementara, Cisarua, dan Sentra Wyataguna.

"Kami menargetkan tahun ajaran baru 2025 sebagai awal dimulainya program Sekolah Rakyat ini," kata Gus Ipul. "Kami memanfaatkan gedung-gedung yang layak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar."

Menjelang tahun ajaran baru, Gus Ipul memastikan bahwa proses seleksi dan rekrutmen siswa Sekolah Rakyat hampir rampung. Ia optimis bahwa kegiatan belajar mengajar dapat dimulai pada Juli 2025.

"Kami bekerja secara simultan. Saat ini, proses rekrutmen siswa hampir selesai, dan rekrutmen guru juga sedang berjalan," ujarnya.

"Seleksi kepala sekolah juga sudah selesai, tinggal pemilihan saja. Bersamaan dengan itu, kami juga sedang menyelesaikan kurikulum. Jadi, semua berjalan secara paralel," pungkasnya.