Antisipasi Gelombang Panas, Menteri Agama Minta Jemaah Haji Indonesia Jaga Kesehatan dan Energi di Tanah Suci

Kementerian Agama Republik Indonesia mengeluarkan imbauan penting bagi seluruh jemaah haji asal Indonesia yang tengah berada di Arab Saudi. Gelombang panas ekstrem melanda wilayah tersebut, dengan suhu udara dilaporkan mencapai 50 derajat Celsius, menjadi perhatian utama bagi kesehatan dan kelancaran ibadah para jemaah.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya adaptasi terhadap kondisi cuaca yang tidak bersahabat ini. Beliau mengingatkan agar jemaah haji senantiasa menjaga hidrasi tubuh dengan minum air yang cukup dan menghindari aktivitas fisik berlebihan yang dapat memicu dehidrasi. Lebih lanjut, Menteri Agama juga meminta jemaah untuk menghemat energi, mengingat puncak ibadah haji masih beberapa waktu lagi.

"Kondisi cuaca di Makkah saat ini sangat ekstrem. Kami mengimbau kepada seluruh jemaah haji Indonesia untuk benar-benar menjaga kesehatan dan stamina. Jangan sampai kelelahan sebelum puncak haji," ujar Menteri Agama di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (29/05/2025).

Imbauan ini dikeluarkan sebagai langkah preventif untuk memastikan jemaah haji Indonesia dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan kondisi fisik yang prima. Kementerian Agama juga telah berkoordinasi dengan petugas haji di lapangan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada jemaah terkait langkah-langkah pencegahan dampak buruk cuaca panas.

Selain menjaga hidrasi dan menghemat energi, jemaah haji juga disarankan untuk:

  • Menggunakan alat pelindung diri seperti topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Memakai pakaian yang longgar dan berwarna terang.
  • Menghindari paparan sinar matahari langsung, terutama pada siang hari.
  • Beristirahat yang cukup.
  • Mengkonsumsi makanan bergizi.

Menteri Agama juga mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah sunnah secara berlebihan, terutama menjelang puncak haji. Prioritaskan kesehatan dan energi untuk menjalankan ibadah wajib dengan khusyuk.

"Jangan sampai karena ingin memperbanyak amalan sunnah, seperti arba'in di Madinah atau umrah berkali-kali di Makkah, justru kelelahan dan sakit saat puncak haji tiba. Ingat, kesehatan adalah kunci untuk dapat menjalankan ibadah haji dengan sempurna," tegasnya.

Tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah. Dari jumlah tersebut, 203.320 jemaah merupakan jemaah haji reguler yang pelayanannya dikoordinasikan oleh Kementerian Agama. Pemerintah berupaya maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh jemaah haji Indonesia, termasuk dalam hal menjaga kesehatan dan keselamatan mereka di tengah kondisi cuaca ekstrem.