Ray Dalio Soroti Meritokrasi di Tengah Spekulasi Perubahan Peran di Danantara

Investor ternama asal Amerika Serikat, Ray Dalio, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya meritokrasi, atau sistem yang mengutamakan kemampuan dan prestasi, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi mengenai perubahan perannya dalam Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

"Jangan gunakan pengaruhmu untuk mendapatkan pekerjaan bagi seseorang," tulis Dalio dalam unggahannya. Pesan ini menekankan bahwa favoritisme dan penggunaan koneksi pribadi untuk keuntungan profesional adalah praktik yang tidak sehat dan merugikan. Dalio berpendapat bahwa tindakan semacam itu menggerogoti prinsip-prinsip meritokrasi yang adil dan transparan.

Lebih lanjut, Dalio menjelaskan bahwa praktik ini tidak hanya merugikan individu yang mungkin tidak memenuhi syarat untuk posisi tersebut, tetapi juga merusak kredibilitas pihak perekrut. Selain itu, hal ini dapat berdampak negatif pada orang yang memiliki kekuasaan, karena mengutamakan hubungan pribadi daripada kompetensi yang relevan.

"Ini adalah bentuk korupsi yang berbahaya dan tidak boleh ditoleransi," tegas Dalio, menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan keadilan dalam proses rekrutmen dan promosi.

Unggahan Dalio ini muncul di tengah isu yang beredar mengenai perubahan perannya di Danantara. Meskipun sebelumnya diumumkan sebagai bagian dari Dewan Penasihat, laporan terbaru mengindikasikan adanya kemungkinan perubahan dalam keterlibatannya.

Menanggapi spekulasi tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, membantah kabar mengenai pengunduran diri Ray Dalio. Roeslani menegaskan bahwa pihaknya masih menjalin komunikasi yang baik dengan pihak Dalio. Ia bahkan menyebutkan bahwa pertemuannya dengan tim Dalio, termasuk putranya Mark Dalio, berjalan lancar.

"Kemarin saya baru minggu lalu ketemu timnya, anaknya juga, Mark Dalio. Kita pembicaraan berjalan lancar. Kemarin baru ketemu sama timnya, baru Zoom juga. Nggak, nggak, nggak ada itu (Ray Dalio batal jadi Dewan Penasihat)," ujar Rosan.

Roeslani menambahkan bahwa Ray Dalio masih menjadi bagian dari tim Danantara dan komunikasi rutin terus dilakukan dengan pendiri Bridgewater Associates tersebut.

Terlepas dari bantahan tersebut, laporan dari Bloomberg mengklaim bahwa Ray Dalio memilih untuk mundur dari jajaran Dewan Penasihat Danantara karena alasan pribadi. Namun, detail lebih lanjut mengenai alasan tersebut tidak diungkapkan.