Inovasi Universitas Nusa Cendana Kurangi Nyeri Pinggang pada Penenun Tradisional Kupang

Rasa sakit pinggang yang menghantui para penenun tradisional di Kelurahan Manutapen, Kupang, kini menemui solusi berkat intervensi kesehatan yang digagas oleh tim peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana (Undana). Program inovatif ini menyasar keluhan umum para pengrajin kain tenun yang setiap hari bergelut dengan posisi duduk membungkuk dalam waktu lama.

Tim Undana, yang terdiri dari Dr. Luh Putu Ruliati, Agus Setyobudi, drh. Galuh Wiedani Kusuma Dyah Larasati, dan Dr. Imelda F.E. Manurung, merancang serangkaian latihan peregangan sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah kesehatan yang sering dialami para penenun. Program ini berfokus pada edukasi dan praktik teknik peregangan dasar yang menargetkan otot-otot pinggang, punggung, leher, dan bahu yang rentan mengalami ketegangan akibat aktivitas menenun.

Menurut Dr. Luh Putu Ruliati, ketua tim peneliti, para penenun diajarkan untuk melakukan gerakan peregangan selama lima menit di sela-sela waktu bekerja. Latihan ini meliputi peregangan pinggang, peregangan punggung, rotasi tubuh, serta peregangan leher, tangan, dan kaki. Semua gerakan dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan mengurangi ketegangan yang menumpuk akibat posisi duduk statis saat menenun.

"Kami menyadari bahwa jam kerja yang panjang membuat para penenun rentan terhadap nyeri pinggang dan punggung. Peregangan singkat ini dirancang agar mudah dilakukan di tempat, tanpa mengganggu ritme kerja mereka secara signifikan," jelas Dr. Ruliati.

Hasil awal dari program intervensi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan. Banyak penenun melaporkan penurunan signifikan dalam intensitas nyeri pinggang dan punggung setelah rutin melakukan peregangan. Penerapan intervensi peregangan ini tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga berpotensi meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas para penenun.

Martha, seorang penenun senior di Manutapen, merasakan langsung manfaat dari inovasi ini. "Dulu, setiap sore punggung saya terasa sangat pegal dan kaku. Sekarang, setelah sering melakukan peregangan yang diajarkan, rasanya jauh lebih ringan," ungkapnya.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pekerja informal lainnya yang juga melakukan aktivitas pekerjaan dengan sikap tubuh statis dalam waktu lama. Tim Undana berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan diperluas, sehingga lebih banyak penenun tradisional di Manutapen dan sekitarnya dapat merasakan manfaatnya. Inisiatif ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya bagi para pelestari budaya tenun tradisional di Nusa Tenggara Timur.