Easycash Telah Salurkan Dana Pinjaman Lebih dari Rp 70 Triliun kepada Jutaan Nasabah
Easycash Salurkan Dana Pinjaman Lebih dari Rp 70 Triliun kepada Jutaan Nasabah
Perusahaan teknologi finansial (fintech) peer-to-peer lending (P2P) Easycash mengumumkan pencapaian signifikan dalam penyaluran pinjaman. Sejak tahun 2017 hingga April 2025, Easycash telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp70,64 triliun kepada 7.809.382 nasabah. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Easycash, Nucky Poedjiardjo Djatmiko, dalam keterangan persnya, Kamis (29/5/2025).
Nucky menekankan komitmen Easycash untuk menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan tanggung jawab sosial. Perusahaan aktif melakukan edukasi literasi keuangan, memperkuat manajemen risiko, menerapkan prinsip good corporate governance, serta menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di industri untuk membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pertumbuhan Industri Pinjaman Daring
Industri pinjaman daring (pindar) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pendanaan industri pindar per Februari 2025 mencapai Rp80,07 triliun, meningkat 31,06 persen secara year on year (YoY). Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan digital, terutama bagi mereka yang belum terlayani oleh lembaga keuangan konvensional.
Nucky menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan teknologi seperti big data, machine learning, dan artificial intelligence (AI), platform pindar yang berizin dan diawasi oleh OJK mampu menjangkau segmen masyarakat unbanked dan underbanked. Kemudahan akses dan proses e-KYC yang cepat berkat dukungan teknologi memungkinkan pengguna untuk mengetahui status pengajuan pinjaman mereka dalam waktu singkat, rata-rata hingga lima menit.
Potensi Industri Pindar di Masa Depan
Easycash optimis terhadap prospek industri pindar di masa depan. Berdasarkan riset EY MSME Market Study and Policy Advocacy, Indonesia memiliki kesenjangan pendanaan (credit gap) yang diperkirakan mencapai Rp2.400 triliun. Saat ini, industri pindar baru mampu memenuhi sekitar 5 persen dari kebutuhan tersebut. Hal ini mengindikasikan potensi pertumbuhan yang sangat besar bagi industri pindar di Indonesia.