Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Pacu Produksi Jagung Nasional, Impor Dihentikan
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Gugus Tugas Ketahanan Pangan menunjukkan komitmennya dalam mendukung program swasembada pangan nasional, khususnya komoditas jagung. Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menyampaikan bahwa gugus tugas yang dipimpinnya telah berhasil meningkatkan produksi jagung secara signifikan, membuka peluang bagi Indonesia untuk menghentikan impor dan beralih menjadi negara pengekspor.
Menurut Komjen Dedi, keberhasilan ini merupakan buah dari sinergi yang solid antara Kementerian Pertanian, TNI, Polri, pemerintah daerah, petani, dan pihak swasta. Polri secara aktif terlibat dalam seluruh rantai produksi, mulai dari pendataan lahan, proses penanaman, hingga panen dan distribusi hasil pertanian. Langkah ini diambil untuk memastikan target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai.
"Kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor jagung dan beralih menjadi eksportir merupakan bukti nyata efektivitas sinergi," ujar Komjen Dedi. Ia menambahkan, keterlibatan Polri dalam program ini merupakan implementasi dari konsep human security, di mana kesejahteraan petani menjadi fondasi bagi stabilitas keamanan nasional.
Dalam paparannya, Komjen Dedi mengungkapkan bahwa sejak 20 November 2024 hingga 20 Mei 2025, Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri telah mengelola lahan seluas 445.600,49 hektar. Selain pengelolaan lahan, gugus tugas ini juga memberikan pendampingan intensif kepada petani, serta membantu dalam proses distribusi hasil panen.
Upaya yang dilakukan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Produksi jagung nasional mengalami peningkatan sebesar 39%, sebuah capaian yang memungkinkan pemerintah untuk menghentikan impor jagung dan mulai menjajaki potensi ekspor, terutama dari sentra-sentra produksi jagung seperti Gorontalo.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait peran Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri:
- Pengelolaan Lahan: Mengelola lebih dari 445 ribu hektar lahan untuk produksi jagung.
- Pendampingan Petani: Memberikan pendampingan intensif kepada petani untuk meningkatkan produktivitas.
- Distribusi Hasil Panen: Membantu dalam proses distribusi hasil panen untuk memastikan ketersediaan jagung di pasar.
- Sinergi Lintas Sektor: Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, TNI, pemerintah daerah, dan sektor swasta.
- Peningkatan Produksi: Berkontribusi pada peningkatan produksi jagung nasional sebesar 39%.
Dengan capaian ini, diharapkan Indonesia dapat segera mewujudkan swasembada jagung dan menjadi pemain penting dalam pasar jagung global.