Penderitaan Warga Sri Meranti Pekanbaru: Sepekan Terombang-ambing Banjir

Penderitaan Warga Sri Meranti Pekanbaru: Sepekan Terombang-ambing Banjir

Bencana banjir yang melanda Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, telah memasuki pekan pertama. Hingga Senin (10/03/2025), puluhan warga masih bertahan di tenda pengungsian darurat yang didirikan di pinggir Jalan Yos Sudarso. Kondisi memprihatinkan dialami para pengungsi, yang terdiri dari berbagai kalangan usia, mulai dari bayi hingga lansia, yang hidup dalam kondisi serba terbatas di tengah cuaca terik. Sekitar 50 jiwa mendiami tenda beralaskan tikar dan papan sederhana ini, berdesakan dalam suasana panas dan pengap.

Salah seorang warga, Yulinarti (65), mengungkapkan kesulitan yang dihadapi selama mengungsi. Tingginya suhu udara di dalam tenda membuat para pengungsi merasa gerah dan kepanasan, meskipun bantuan berupa kipas angin telah diberikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Rumah Yulinarti di Jalan Tirtonadi masih terendam banjir setinggi satu meter, memaksanya untuk tetap berada di pengungsian. Kejenuhan dan kerinduan akan rumah menghantui hari-harinya. Aktivitas sehari-hari menjadi lumpuh; mandi, mencuci pakaian, dan menjemur pakaian menjadi kegiatan yang sulit dilakukan. Para pengungsi terpaksa bergantung pada kebaikan tetangga atau masjid untuk keperluan mandi, dengan keterbatasan air dan pakaian bersih menjadi tantangan tersendiri. "Kami mandi sekali sehari, tapi ganti pakaian hanya sekali dua hari. Pakaian kami sudah menipis," ujarnya dengan nada pasrah.

Rusti Nurhayati (74), pengungsi lain, menambahkan derita yang dialami. Selain kepanasan dan kesulitan sanitasi, banyaknya nyamuk di tenda pengungsian membuat para pengungsi kesulitan tidur nyenyak. Lebih memprihatinkan lagi, beberapa pengungsi, termasuk Rusti, mulai terserang penyakit seperti gatal-gatal, diare, dan demam akibat kondisi tidak higienis di lokasi pengungsian. "Ya, sudah ada dampaknya. Kami kena gatal-gatal, batuk demam, diare," ungkap Rusti dengan wajah lesu. Meskipun bantuan makanan dan minuman dari dapur umum yang didirikan Satuan Brimob Polda Riau cukup tercukupi, kebutuhan akan pakaian layak pakai masih sangat mendesak.

Meskipun banjir mulai surut, para pengungsi belum bisa kembali ke rumah karena genangan air masih setinggi dada. Kondisi ini menggambarkan betapa beratnya ujian yang dihadapi warga Sri Meranti. Banjir yang merendam ribuan rumah di Kecamatan Rumbai, berdampak pada 17.000 jiwa, menunjukkan besarnya skala bencana ini. Pemerintah Kota Pekanbaru telah berupaya menangani bencana ini dengan mendirikan posko tanggap darurat, tenda pengungsian, dan mendistribusikan bantuan, namun tantangan masih sangat besar dalam memberikan bantuan yang komprehensif dan efektif untuk memastikan keselamatan dan pemulihan warga yang terdampak.

Kondisi Kesehatan Pengungsi: * Gatal-gatal * Diare * Demam * Batuk

Kendala yang Dihadapi Pengungsi: * Kepanasan di tenda pengungsian * Banyak nyamuk * Kesulitan sanitasi (mandi, cuci, kakus) * Kekurangan pakaian bersih * Rumah masih terendam banjir