Pasokan Sapi Kurban di Palopo Terpengaruh Stres dan Lalu Lintas Ternak
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan hewan kurban, khususnya sapi. Data sementara dari Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan Kota Palopo menunjukkan penurunan stok sapi kurban dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga saat ini, tercatat sekitar 500 ekor sapi siap kurban, angka ini menurun signifikan dari tahun lalu yang mencapai lebih dari 700 ekor. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penjualan sapi ke daerah lain seperti Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Para pedagang sapi kurban di Palopo mengandalkan pasokan dari berbagai daerah, termasuk Jeneponto, Sinjai, dan bahkan Pulau Buru. Namun, perjalanan jauh ini seringkali menyebabkan stres pada sapi, yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan Kota Palopo telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan memberikan multivitamin dan analgesik kepada sapi-sapi yang stres, memastikan mereka tetap sehat hingga hari raya kurban.
Pengawasan Ketat dan Lalu Lintas Ternak
Keterbatasan stok sapi di Palopo juga disebabkan oleh ketatnya lalu lintas hewan ternak, yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemerintah Kota Palopo hanya mengizinkan hewan ternak masuk jika dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan hewan kurban.
Harga sapi kurban di Kota Palopo saat ini bervariasi antara Rp 12 juta hingga Rp 30 juta, tergantung pada bobot dan ukuran sapi. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kota Palopo melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh hewan kurban, mulai dari pemeriksaan ante mortem (sebelum pemotongan) hingga post mortem (setelah pemotongan), memastikan hewan-hewan tersebut benar-benar layak dan sehat untuk dikurbankan.
Ketersediaan Hewan Kurban Lain
Selain sapi, Kota Palopo juga memiliki stok hewan kurban lain, seperti kambing (500 ekor) dan kerbau (100 ekor), yang semuanya dalam kondisi sehat dan bebas dari kasus PMK. Pemerintah Kota Palopo mengimbau para pedagang hewan kurban untuk segera melapor jika menemukan gejala atau tanda-tanda sakit pada hewan. Masyarakat juga diimbau untuk tidak khawatir, karena seluruh hewan kurban di Palopo telah melalui pemeriksaan ketat sejak dari daerah asal hingga tiba di Palopo.
Langkah Antisipasi Pemerintah Kota
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kota Palopo, Muhammad Ibnu Hasyim, memastikan bahwa kebutuhan hewan kurban di wilayahnya akan tetap tercukupi, meskipun ada penurunan stok sapi. Pemerintah Kota Palopo terus berupaya untuk menjaga ketersediaan hewan kurban yang sehat dan layak, demi kelancaran pelaksanaan Hari Raya Idul Adha di Kota Palopo.