Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali dalam Semalam
Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur mencatat tiga kali erupsi yang terjadi sejak dini hari hingga menjelang pagi pada hari Jumat, 30 Mei 2025.
Erupsi pertama terekam pada pukul 00.22 WIB. Letusan ini menghasilkan kolom abu dengan intensitas sedang yang mencapai ketinggian 400 meter di atas puncak kawah. Arah letusan abu tersebut mengarah ke utara. Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pada pukul 05.28 WIB, erupsi kembali terjadi. Kali ini, kolom abu yang terlontar memiliki intensitas tebal dengan ketinggian mencapai 500 meter, dan arahnya pun sama, yaitu ke utara.
Tidak berselang lama, erupsi ketiga terjadi pada pukul 05.31 WIB. Erupsi ini menghasilkan letusan asap dengan intensitas sedang yang mencapai ketinggian 900 meter di atas puncak gunung. Arah kolom asap ini juga terpantau mengarah ke utara. Petugas PPGA Semeru, Liswanto, mengkonfirmasi kejadian ini melalui keterangan tertulis.
Sebelumnya, pada hari Kamis, 29 Mei 2025, PPGA Semeru mencatat aktivitas vulkanik yang cukup tinggi. Terjadi 61 kali erupsi sepanjang hari itu. Namun, karena kondisi cuaca, beberapa erupsi tidak dapat diamati secara visual akibat tertutup kabut.
Saat ini, status aktivitas Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Mengingat curah hujan yang tinggi di sekitar Gunung Semeru, potensi banjir lahar juga menjadi perhatian utama. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru.