Muhammadiyah Ajukan Syarat Tegas untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyuarakan pandangan terkait potensi normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Organisasi Islam tersebut menegaskan bahwa pengakuan dan tindakan nyata dari Israel terhadap kemerdekaan Palestina menjadi prasyarat utama.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menekankan bahwa Indonesia baru dapat mempertimbangkan hubungan diplomatik jika Israel menunjukkan pertobatan dan komitmen yang jelas. Pertobatan yang dimaksud mencakup penghentian penjajahan terhadap Palestina, pemberian kemerdekaan penuh, dan pertanggungjawaban atas segala tindakan kejahatan, termasuk yang terkait dengan genosida.
"Jika Israel sudah bertobat, tidak lagi menjajah negeri Palestina, sudah memberikan kemerdekaan penuh kepada Rakyat Palestina sehingga Palestina benar-benar menjadi negara yang berdaulat, lalu Israel sudah mempertanggungjawabkan semua perbuatan jahatnya termasuk masalah yang terkait dengan genosida serta kejahatan-kejahatan lainnya, maka terbukalah peluang bagi Israel untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia," ujarnya.
Senada dengan Anwar Abbas, Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Izzul Muslimin, juga menyampaikan bahwa kemerdekaan Palestina adalah prioritas utama. Menurutnya, pengakuan kemerdekaan Palestina oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan seluruh negara di dunia, termasuk Israel, harus menjadi langkah awal sebelum membahas normalisasi hubungan diplomatik.
Izzul Muslimin menambahkan bahwa pengusutan terhadap dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina juga merupakan hal yang krusial. Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut harus dihukum sebelum pembicaraan mengenai pengakuan dan normalisasi hubungan dapat dilanjutkan.
Pernyataan dari Muhammadiyah ini muncul sebagai respons terhadap pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang sebelumnya membuka opsi untuk mengakui Israel, asalkan Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Prabowo menyampaikan hal itu saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dengan keamanan yang terjamin.