Polemik Stairlift di Borobudur: InJourney Beri Klarifikasi, Arkeolog Sampaikan Imbauan
Gelombang diskusi publik mencuat terkait rencana pemasangan stairlift di kompleks Candi Borobudur. Reaksi ini muncul setelah beredar video viral yang mengindikasikan adanya proyek pemasangan fasilitas tersebut.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, selaku pengelola kawasan, memberikan klarifikasi bahwa fasilitas yang dipasang bukanlah eskalator, melainkan stairlift yang dirancang untuk mempermudah akses bagi pengunjung dengan mobilitas terbatas. Penjelasan ini menyusul kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bersama Presiden Prabowo Subianto ke Candi Borobudur, yang memicu spekulasi terkait tujuan pemasangan fasilitas tersebut.
Maya Watono, Direktur Utama InJourney, menegaskan bahwa pemasangan stairlift dan ramp dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak akan merusak struktur cagar budaya. InJourney menjamin bahwa seluruh proses instalasi bersifat sementara (portable) dan dapat dibongkar pasang tanpa meninggalkan bekas permanen pada batu candi.
"Kami membangun prasarana yang bersifat portable, ini bongkar pasang. InJourney memastikan bahwa ini tidak ada sedikit pun kerusakan pada struktur candi," ujar Maya.
Lebih lanjut, Maya menjelaskan bahwa teknik pemasangan tidak melibatkan penggunaan paku, bor, atau metode lain yang berpotensi merusak elemen candi. InJourney mengklaim telah menerapkan teknik sipil yang cermat dan terukur untuk memastikan keamanan dan kelestarian situs warisan dunia tersebut.
Sementara itu, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) turut memberikan respons terkait isu ini. IAAI menyampaikan imbauan agar pengelola mempertimbangkan secara matang dampak potensial yang mungkin timbul akibat pemasangan stairlift. Meski mendukung upaya pelestarian cagar budaya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, IAAI menekankan pentingnya menjaga citra Borobudur sebagai warisan budaya nasional dan warisan dunia.
"Pemasangan alat tersebut hendaknya tidak menimbulkan kerusakan fisik maupun menurunkan citra Borobudur sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia," demikian pernyataan IAAI melalui akun Instagram resmi mereka.
IAAI menekankan bahwa Candi Borobudur adalah warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi, sehingga segala perubahan atau penambahan fasilitas harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek konservasi dan pelestarian warisan budaya. Polemik ini menjadi perhatian publik dan memicu perdebatan mengenai keseimbangan antara aksesibilitas dan pelestarian warisan budaya di situs-situs bersejarah di Indonesia.