Banjir Rob Rendam Sebagian Wilayah Pluit, Ketinggian Air Mencapai Setengah Meter Lebih

Jakarta Utara kembali menghadapi tantangan alam. Banjir rob dilaporkan merendam dua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, pada Jumat (30/5/2025) pagi. Bencana ini memicu respons cepat dari berbagai pihak terkait untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Ketinggian air yang mencapai antara 25 hingga 55 sentimeter ini mengganggu aktivitas warga dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat.

BPBD DKI Jakarta segera menerjunkan personel ke lokasi terdampak untuk melakukan pemantauan dan koordinasi. Sinergi lintas instansi, termasuk Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), dilakukan untuk mempercepat penanganan banjir. Fokus utama adalah penyedotan genangan air dan memastikan saluran air berfungsi optimal. Pemerintah menargetkan air dapat surut dengan cepat sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal.

Menurut laporan dari lapangan, banjir rob mulai melanda kawasan Muara Angke sejak Kamis malam. Curah hujan tinggi yang mengguyur Jakarta Utara selama tiga jam pada malam sebelumnya memperparah situasi, menyebabkan ketinggian air meningkat signifikan. Fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru, yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta. BMKG sendiri telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir atau banjir rob pada periode 24-31 Mei 2025.

Meskipun banjir rob di beberapa wilayah seperti di RT Kelurahan Pluit dan satu ruas jalan di Jalan RE Martadinata Papanggo Tanjung Priok dilaporkan telah surut pada pagi hari, BPBD DKI Jakarta tetap mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan air. Masyarakat diimbau untuk segera menghubungi nomor darurat 112 jika menghadapi situasi darurat. Nomor ini tersedia gratis dan beroperasi 24 jam non-stop.