Penyumbatan Pembuluh Darah Leher dan Otak: Kisah Sonny Septian dan Panduan Pencegahan
Penyumbatan Pembuluh Darah Leher dan Otak: Kisah Sonny Septian dan Panduan Pencegahan
Kasus yang dialami Sonny Septian, suami Fairuz A. Rafiq, menyoroti bahaya penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis. Setelah menjalani perawatan intensif selama satu bulan pada tahun 2024 akibat kondisi ini, Sonny kini telah pulih dan mampu menjalankan aktivitas normal, termasuk berpuasa. Namun, perjalanan menuju kesembuhannya bukanlah tanpa tantangan. Sebelum diagnosis ditegakkan, Sonny mengalami sakit kepala kronis selama setahun penuh, bahkan sampai mengalami stroke ringan sebanyak tiga kali yang membuatnya kehilangan kesadaran. Pengalaman ini menjadi pengingat penting akan perlunya kewaspadaan terhadap gejala-gejala awal penyakit ini.
Penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak terjadi ketika arteri karotis, pembuluh darah utama yang mensuplai darah ke otak, mengalami penyempitan. Penyempitan ini umumnya disebabkan oleh penumpukan plak aterosklerosis, yang merupakan campuran kolesterol, lemak, kalsium, dan zat sisa metabolisme lainnya. Akibatnya, aliran darah ke otak terhambat, sehingga pasokan oksigen dan nutrisi menjadi berkurang. Kondisi ini dapat berujung pada stroke ringan (transient ischemic attack) yang bersifat sementara, atau stroke iskemik yang lebih parah dan menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel otak. Operasi seringkali direkomendasikan untuk mencegah risiko serangan stroke yang lebih berat, seperti yang disarankan oleh dokter kepada Sonny Septian.
Faktor Risiko dan Pencegahan
Berbagai faktor meningkatkan risiko seseorang terkena stenosis arteri karotis. Beberapa faktor tersebut meliputi:
- Tekanan darah tinggi: Tekanan darah yang tinggi secara konsisten dapat merusak dinding arteri, membuatnya rentan terhadap pembentukan plak.
- Merokok: Nikotin dalam tembakau mengiritasi dinding arteri dan meningkatkan denyut jantung serta tekanan darah, mempercepat pembentukan plak.
- Diabetes: Kondisi ini mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses lemak, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.
- Kolesterol tinggi: Tingginya kadar kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) dan trigliserida dalam darah berkontribusi pada pembentukan plak.
- Riwayat keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan aterosklerosis atau penyakit jantung koroner meningkatkan risiko keturunannya.
- Usia: Seiring bertambahnya usia, arteri menjadi kurang elastis dan lebih rentan terhadap kerusakan.
- Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan diabetes.
- Sleep apnea: Gangguan pernapasan saat tidur dapat meningkatkan risiko stroke.
- Kurang olahraga: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko kondisi yang merusak arteri.
Gejala dan Tindakan Darurat
Sayangnya, stenosis arteri karotis seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala biasanya baru muncul ketika kondisi ini sudah menyebabkan stroke ringan. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Kehilangan penglihatan mendadak, penglihatan kabur, atau kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata.
- Kelemahan, kesemutan, atau mati rasa pada satu sisi wajah, satu sisi tubuh, atau pada satu lengan atau kaki.
- Kesulitan berjalan tiba-tiba, kehilangan keseimbangan, atau kurangnya koordinasi.
- Pusing dan/atau kebingungan mendadak.
- Kesulitan berbicara (afasia).
- Kebingungan.
- Sakit kepala hebat yang mendadak.
- Masalah memori.
- Kesulitan menelan (disfagia).
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, bahkan jika hanya berlangsung sebentar, segera cari pertolongan medis. Tindakan cepat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.
Kesimpulannya, kisah Sonny Septian menjadi bukti nyata betapa pentingnya memahami dan mencegah penyumbatan pembuluh darah di leher dan otak. Dengan mengenali faktor risiko dan gejala-gejala awal, serta menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat mengurangi risiko terkena kondisi berbahaya ini dan menjaga kesehatan otak kita.