Kebakaran Lahan Gambut di Mukomuko: Api Terus Berkobar, Ancaman Kabut Asap Meningkat
Kebakaran lahan gambut terus menghantui Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Kobaran api yang bermula sejak Minggu, 25 Mei 2025 di Desa Rawa Mulya, Kecamatan XIV Koto, kini meluas hingga mencapai 20 hektar. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan aktivitas sehari-hari.
Semula, api hanya membakar 15 hektar kebun sawit milik warga. Namun, karena kondisi gambut yang kering dan sulit dipadamkan, api dengan cepat merambat dan meluas. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi, mengungkapkan bahwa tim pemadam kebakaran menghadapi kendala besar dalam memadamkan api, terutama bara api yang tersembunyi di bawah permukaan gambut. "Api di permukaan mungkin terlihat padam, tetapi bara di bawah gambut sangat sulit dijangkau dan dipadamkan. Selain itu, sumber air di sekitar lokasi juga sangat terbatas," jelas Ruri.
Upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat setempat. Mereka menggunakan alat berat dan alat penyemprot air untuk menjangkau titik-titik api yang tersembunyi di dalam gambut. Namun, kondisi gambut yang tebal dan kering membuat upaya pemadaman menjadi sangat sulit dan memakan waktu.
Lebih lanjut, Ruri menyampaikan kekhawatiran bahwa asap tebal yang dihasilkan oleh kebakaran gambut dapat mengganggu kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan lansia. Asap juga berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti transportasi dan kegiatan ekonomi. Bahkan, asap sudah mulai mengarah ke permukiman penduduk dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko.
Saat ini, tim BPBD sangat membutuhkan pasokan air tambahan untuk mendukung upaya pemadaman. Keterbatasan sumber air di lokasi kebakaran menjadi kendala utama dalam mempercepat proses pemadaman. Tim Mandala Agni juga telah berkoordinasi untuk segera turun ke lapangan dan membantu memadamkan api.
Penyebab pasti kebakaran lahan gambut ini masih dalam penyelidikan. Namun, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan. Masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan jika melihat adanya titik api atau potensi kebakaran.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemadaman kebakaran lahan gambut di Mukomuko:
- Bara api di bawah permukaan gambut: Bara api ini sangat sulit dipadamkan karena tersembunyi di dalam lapisan gambut yang tebal.
- Keterbatasan sumber air: Ketersediaan air di sekitar lokasi kebakaran sangat terbatas, sehingga menyulitkan upaya pemadaman.
- Kondisi cuaca yang kering dan panas: Cuaca yang kering dan panas mempercepat penyebaran api dan membuat gambut semakin mudah terbakar.
- Akses yang sulit ke lokasi kebakaran: Beberapa titik api berada di lokasi yang sulit dijangkau, sehingga menyulitkan mobilisasi peralatan dan personel.
Masyarakat Mukomuko berharap agar kebakaran lahan gambut ini dapat segera diatasi dan tidak meluas lebih jauh. Dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan harus diminimalisir demi keselamatan dan kesejahteraan bersama.