Dugaan Beras Palsu Resahkan Warga Tarakan: Sampel Dikirim ke Jakarta untuk Uji Laboratorium
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Tarakan merespon keresahan masyarakat terkait dugaan peredaran beras palsu dengan mengirimkan sampel untuk diuji di laboratorium Jakarta. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kekhawatiran warga mengenai kemungkinan beras mengandung bahan berbahaya seperti plastik.
Wiwik Aisyiyah, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Tarakan, menjelaskan bahwa pengawasan mutu pangan segar, termasuk beras, adalah bagian dari tugas pokok dan fungsi instansinya. Menindaklanjuti informasi yang beredar di masyarakat, DKPP segera bergerak mengumpulkan sampel beras yang dicurigai. Mengingat keterbatasan fasilitas pengujian di Tarakan, sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium di Jakarta pada Rabu (28/5) untuk analisis lebih lanjut.
Sampel beras yang diuji berasal dari seorang warga bernama Gimin yang tinggal di Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat. Pengambilan sampel dilakukan pada Senin (26/5) setelah DKPP menerima informasi mengenai dugaan beras palsu tersebut. Total dua sampel beras dikirim ke Jakarta untuk memastikan keamanannya.
Menurut keterangan Wiwik, beras tersebut diduga berasal dari Sulawesi. Namun, asal-usul dan lama produksi beras masih dalam proses penelusuran. Secara visual, tidak ditemukan ciri-ciri khusus yang mengindikasikan kepalsuan beras tersebut. Wiwik menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan pernyataan konklusif sebelum hasil uji laboratorium keluar. Hasil pengujian ini nantinya akan diumumkan secara transparan kepada masyarakat.
DKPP Tarakan belum melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian terkait kasus ini. Wiwik menjelaskan bahwa belum ada laporan resmi dari masyarakat kepada pihak berwajib. Informasi awal mengenai dugaan beras palsu justru diperoleh dari media massa. DKPP menjadikan pemberitaan media sebagai acuan untuk melakukan investigasi dan pengambilan sampel.
"Media menjadi rujukan kami untuk melakukan tindak lanjut. Begitu mendapat informasi, kami langsung ke lapangan karena ini bagian dari tugas kami sebagai pengawas mutu pangan segar," ungkap Wiwik.
Wiwik mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada DKPP jika menemukan indikasi beras yang mencurigakan. Laporan dari masyarakat akan membantu pemerintah dan aparat terkait untuk mengambil tindakan cepat dan mencegah potensi pelanggaran. Tanpa laporan, DKPP akan kesulitan mendeteksi peredaran beras palsu. Wiwik menambahkan bahwa pengujian sederhana seperti deteksi kandungan pengawet atau pemutih dapat dilakukan di Tarakan. Namun, analisis teknis yang lebih mendalam memerlukan fasilitas laboratorium yang memadai di Jakarta.
DKPP Tarakan berjanji akan segera mengumumkan hasil uji laboratorium kepada publik setelah menerima informasi resmi dari laboratorium. Hasil ini diharapkan dapat memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai keamanan beras yang beredar di Tarakan.
"Hasil laboratorium akan menjadi jawaban pasti terkait dugaan ini," pungkasnya.
Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil jika Anda mencurigai beras yang Anda beli palsu:
- Perhatikan tekstur dan aroma beras. Beras palsu mungkin memiliki tekstur yang tidak biasa atau aroma yang berbeda dari beras asli.
- Coba masak sedikit beras. Jika beras tidak mengembang dengan baik atau menghasilkan bau yang aneh saat dimasak, ini bisa menjadi indikasi bahwa beras tersebut palsu.
- Laporkan kecurigaan Anda kepada DKPP atau pihak berwajib.