Kecelakaan Maut di Bandungan: Kuda Wisata Meregang Nyawa, Pengendara Motor Diduga Rem Blong

Kecelakaan Maut di Bandungan: Kuda Wisata Meregang Nyawa Akibat Rem Blong

Kecelakaan tragis terjadi di kawasan Alun-alun Bandungan, Kabupaten Semarang, pada Jumat (30/5/2025) siang, merenggut nyawa seekor kuda wisata. Insiden ini diduga kuat disebabkan oleh rem blong pada sepeda motor matic yang melaju dari arah Perantunan.

Saksi mata di lokasi kejadian, Slamet Mujiono (Mamik), mengungkapkan bahwa motor Honda Vario yang dikendarai dua pemuda asal Jepara mengalami masalah pengereman saat melintasi jalan menurun dari area wisata Perantunan. "Pengendara tersebut baru saja mengunjungi Perantunan, dan dari atas sudah bermasalah dengan rem," jelas Mamik.

Kronologi Kejadian dan Korban

Akibat kejadian nahas ini, seorang anak perempuan bernama Yulfa, yang sedang menunggangi kuda wisata, turut menjadi korban dan menderita luka-luka. Kuda yang ditumpanginya tewas seketika di lokasi kejadian setelah tertabrak motor.

"Korban adalah warga sekitar sini, namanya Yulfa, seorang anak kecil. Dia mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Saat kejadian, dia sedang menaiki kuda wisata yang sedang dituntun, dan kuda itu langsung mati di tempat setelah tertabrak," imbuh Mamik.

Jalur Rawan dan Imbauan Antisipasi

Mamik menyoroti kondisi jalan dari Perantunan yang dianggap rawan kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor matic. Ia menyebutkan bahwa dalam seminggu terakhir, sudah terjadi tiga kecelakaan serupa akibat rem blong di lokasi yang sama. Kecelakaan sebelumnya melibatkan pengendara motor yang menabrak mobil dan pengendara motor yang berboncengan.

Mamik berharap agar pemerintah daerah dan pengelola wisata Perantunan segera mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari terulangnya kejadian serupa. Ia menekankan pentingnya keselamatan pengunjung dan warga sekitar.

  • Pentingnya rambu peringatan
  • Pemeriksaan berkala kendaraan
  • Penyediaan area penyelamat

"Memang musibah tidak ada yang tahu kapan datangnya, tetapi jika ada langkah antisipasi dan penanggulangan, tentu akan lebih baik. Ini semua demi keselamatan bersama," pungkas Mamik.