PSSI Mantapkan Sistem Pencarian Bakat, Simon Tahamata Nakhoda Tim Scouting Nasional

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah menunjuk legenda sepak bola Simon Tahamata sebagai pemimpin tim scouting Tim Nasional Indonesia. Penunjukan ini menandai babak baru dalam upaya PSSI untuk membangun sistem pencarian bakat yang solid dan berkelanjutan di seluruh pelosok negeri.

Erick Thohir menegaskan bahwa peran Simon Tahamata bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah langkah strategis untuk merancang fondasi scouting nasional yang efektif. Sistem ini diharapkan mampu menjamin lahirnya generasi pemain sepak bola Indonesia yang berkualitas, mulai dari usia dini hingga level senior.

"Kami merekrut Oom Simon untuk merevolusi sistem scouting. Beliau akan memimpin tim scouting Indonesia," kata Erick Thohir usai acara drawing ASEAN U23 Championship 2025 di Jimbaran, Bali.

Prioritas utama Simon Tahamata adalah berkoordinasi erat dengan para pelatih kepala di semua tingkatan tim nasional—senior, U23, U20, dan U17. Tujuannya adalah memetakan potensi talenta sepak bola di seluruh Indonesia secara komprehensif, untuk mempersiapkan regenerasi pemain yang berkelanjutan.

Erick Thohir menekankan pentingnya fleksibilitas dalam menentukan pemain yang layak membela timnas, tanpa terpaku pada batasan usia. Ia mencontohkan Lamine Yamal, pemain muda Spanyol yang sukses bersinar di usia belia.

"Saya tidak ingin ada lagi pemisahan yang kaku. Usia bukan lagi halangan. Yang terpenting adalah skill dan mindset, dan inilah yang akan menjadi fokus utama pemetaan yang dilakukan Simon," jelas Erick.

Strategi Pengembangan Sistem Scouting

Setelah pemetaan talenta nasional rampung, Simon Tahamata akan menginisiasi pembentukan jaringan scouting nasional yang mencakup tiga zona utama di Indonesia: Barat, Tengah, dan Timur. Setiap zona akan memiliki tim scouting independen yang bertugas menyusun laporan bulanan dan menyerahkannya kepada Simon Tahamata dan PSSI.

"Oom Simon akan turun langsung ke lapangan. Selain itu, kami juga akan memantau pemain diaspora di Belanda, Eropa, dan Amerika. Beberapa pemain dari AS telah menunjukkan potensi, seperti Sydney Hopper (18 tahun) dan Katarina Stalin (16 tahun) di timnas putri," ungkap Erick.

Erick Thohir juga menyebut nama Adrian Wibowo dari LAFC di Major League Soccer sebagai salah satu pemain diaspora yang berpotensi membela Timnas Indonesia.

Komitmen Terhadap Transparansi dan Integritas

Erick Thohir menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan integritas dalam sistem scouting. Ia memastikan tidak akan ada praktik "pemain titipan" dalam era baru pencarian bakat ini.

"Saya sudah berpesan kepada Oom Simon, tidak ada pemain titipan, tidak ada scouting titipan. Jika itu terjadi, percuma saya merekrut Oom Simon. Para scout ini harus profesional," tegas Erick.

Ia bahkan memberikan peringatan tegas bahwa pelatih yang terlibat dalam praktik kompromi atau memberikan tempat kepada pemain titipan akan dicopot dari jabatannya.

"Ini semua demi kepentingan timnas. Semua harus transparan dan menjamin regenerasi yang benar," pungkasnya.

Daftar Penting:

  • Simon Tahamata akan berkoordinasi erat dengan para pelatih kepala di semua tingkatan tim nasional
  • Simon Tahamata akan menginisiasi pembentukan jaringan scouting nasional yang mencakup tiga zona utama di Indonesia: Barat, Tengah, dan Timur
  • Erick Thohir menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan integritas dalam sistem scouting