Program Bantuan Pendamping Pasien Miskin di Lhokseumawe Terhenti Akibat Keterbatasan Dana
Pemerintah Kota Lhokseumawe, Aceh, menghentikan sementara program bantuan dana pendampingan bagi pasien miskin setelah berjalan hanya satu pekan. Program yang menjanjikan bantuan Rp 100.000 per hari bagi pendamping pasien dari keluarga kurang mampu ini terpaksa dihentikan karena keterbatasan anggaran yang dialokasikan.
Program ini, yang didanai dari infak Pemerintah Kota Lhokseumawe, awalnya dialokasikan dana sebesar Rp 50 juta untuk tahun anggaran 2025. Pengumuman penghentian program tersebut ditempel di kantor Baitul Mal Kota Lhokseumawe, yang bertanggung jawab atas penyaluran dana.
Menurut Komisioner Baitul Mal Kota Lhokseumawe, Sirajul Munir, antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Dalam waktu singkat, sebanyak 150 proposal permohonan bantuan telah diajukan. "Sumber dananya infak Pemerintah Kota Lhokseumawe. Hanya sepekan sudah 150 proposal masuk. Terpaksa kami hentikan, karena dana tersedia hanya Rp 50 juta," ungkapnya.
Sirajul Munir menambahkan bahwa seluruh proposal yang masuk akan melalui proses verifikasi oleh tim lapangan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tepat sasaran dan diterima oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Proses verifikasi ini dilakukan dengan cermat agar dana yang terbatas dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membantu keluarga miskin yang sedang menghadapi kesulitan.
Sebelumnya, Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, telah mengumumkan program bantuan ini sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam meringankan beban masyarakat kurang mampu. Bantuan sebesar Rp 100.000 per hari diberikan maksimal selama lima hari dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan makan pendamping pasien selama berada di rumah sakit.
Penghentian program ini tentu menjadi perhatian serius bagi masyarakat Lhokseumawe, terutama bagi keluarga miskin yang sangat membutuhkan bantuan. Pemerintah Kota Lhokseumawe diharapkan dapat segera mencari solusi untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan melanjutkan program ini, mengingat tingginya kebutuhan dan antusiasme masyarakat.