Banjir Bandang Luluh Lantakkan MTs Bua: Proses Belajar Mengajar Terhenti, Kerugian Material Signifikan

MTs Bua Lumpuh Diterjang Banjir: Kerugian Materiil dan Proses Belajar Terganggu

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Jumat dini hari (30/5/2025) telah menyebabkan bencana banjir bandang yang melumpuhkan aktivitas di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bua. Bencana ini mengakibatkan kerusakan parah pada fasilitas sekolah dan mengganggu proses belajar mengajar.

Banjir yang melanda sembilan desa dan satu kelurahan di Kecamatan Bua tersebut, menyisakan lumpur dan genangan air di seluruh area sekolah. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan sementara waktu. Ketinggian lumpur yang mencapai 15 sentimeter di dalam ruang kelas, menjadi kendala utama dalam upaya pemulihan kondisi sekolah.

Wakil Kepala Sekolah MTs Bua, Maimuna Andi Kasomorang, mengungkapkan keprihatinannya atas dampak banjir yang merusak fasilitas pendidikan. Menurutnya, seluruh ruangan di sekolah, termasuk ruang kelas, mushala, laboratorium, dan perpustakaan, terendam banjir. Kondisi ini menyebabkan kerusakan pada berbagai sarana dan prasarana sekolah, termasuk ratusan buku pelajaran, meja, dan kursi.

"Kami sangat prihatin dengan kondisi sekolah saat ini. Banjir telah merusak banyak fasilitas penting, terutama buku-buku pelajaran yang sangat dibutuhkan siswa," ujar Maimuna.

Upaya Pembersihan dan Pemulihan

Setelah banjir surut, pihak sekolah dengan dibantu oleh personel TNI dari Koramil Padang Sappa dan para siswa, bergotong royong membersihkan lumpur dan kotoran yang menggenangi ruang kelas dan halaman sekolah. Upaya pembersihan ini dilakukan dengan harapan agar proses belajar mengajar dapat segeraNormal kembali.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari TNI dan para siswa yang telah berpartisipasi dalam membersihkan sekolah. Semoga dengan kerja keras ini, sekolah dapat segera beroperasi kembali," kata Maimuna.

Kerusakan yang Signifikan

Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, banjir telah menyebabkan kerusakan signifikan pada sarana dan prasarana MTs Bua. Ratusan buku pelajaran yang terendam banjir, tidak dapat diselamatkan dan harus diganti dengan buku baru. Selain itu, meja dan kursi yang kotor dan rusak juga perlu diperbaiki atau diganti.

"Kerugian akibat banjir ini cukup besar. Kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk memulihkan kondisi sekolah dan memastikan proses belajar mengajar dapat berjalan lancar kembali," ungkap Maimuna.

Penyebab Banjir dan Dampak Luas

Banjir yang melanda Kecamatan Bua disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sungai sejak Kamis malam. Hujan lebat menyebabkan debit air di Sungai Bua meningkat drastis, sehingga meluap dan merendam pemukiman, fasilitas pendidikan, fasilitas umum, dan fasilitas kesehatan.

Kepala Pelaksana BPBD Luwu, Andi Baso Tenriessa, menjelaskan bahwa banjir merendam sembilan desa dan satu kelurahan, dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga 1 meter. Selain itu, material longsor juga menutup akses jalan antar desa, menghambat proses evakuasi dan penyaluran bantuan.

"Banjir ini berdampak luas terhadap masyarakat di Kecamatan Bua. Kami terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban banjir," ujar Andi Baso.

Banjir ini juga menyebabkan lebih dari 1.300 rumah terendam, serta sejumlah fasilitas publik seperti Kantor Camat Bua, Puskesmas Bua, Posyandu, Poskesdes, dan masjid turut terimbas. Pemerintah daerah terus berupaya untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada para korban banjir.