Suporter Persikas Subang Sampaikan Permohonan Maaf Usai Aksi Protes di Acara Publik
Aksi unjuk rasa sejumlah suporter Persikas Subang saat acara publik yang dihadiri tokoh publik beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Perwakilan suporter klub sepak bola kebanggaan warga Subang tersebut akhirnya mendatangi langsung kediaman tokoh publik tersebut untuk menyampaikan permohonan maaf. Kedatangan mereka sekaligus untuk menjelaskan alasan di balik aksi membentangkan spanduk yang sempat membuat suasana menjadi kurang kondusif.
Insiden bermula ketika sekelompok suporter Persikas membentangkan spanduk penolakan terkait isu penjualan klub saat acara yang digelar di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Aksi tersebut sontak memicu reaksi dari tokoh publik yang hadir, yang merasa bahwa forum tersebut disalahgunakan untuk menyampaikan aspirasi terkait Persikas.
Perwakilan suporter Persikas mengungkapkan bahwa tindakan mereka didasari oleh kecintaan yang mendalam terhadap klub dan harapan agar Persikas dapat kembali berjaya di kancah Liga 2. Mereka juga menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi penjualan klub ke pihak luar Subang, yang menurut mereka dapat menghilangkan identitas dan kebanggaan warga Subang terhadap Persikas. Para suporter mengaku kesulitan untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada pemerintah daerah, sehingga memilih momen tersebut sebagai kesempatan untuk menyampaikan pesan mereka.
Meskipun demikian, perwakilan suporter menyadari bahwa tindakan mereka kurang tepat dan menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu, termasuk tokoh publik yang bersangkutan, panitia acara, dan warga yang hadir. Mereka berharap agar kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak dan tidak terulang kembali di masa mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, tokoh publik tersebut menjelaskan bahwa persoalan Persikas berada di bawah ranah pemerintah daerah, khususnya Bupati Subang. Ia juga menyoroti kendala anggaran dan minimnya minat pengusaha lokal untuk mengelola klub sepak bola sebagai faktor yang dapat memicu potensi akuisisi oleh pihak luar. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak diperkenankan menggunakan dana APBD untuk mendukung klub sepak bola profesional.
Diskusi antara perwakilan suporter dan tokoh publik tersebut berlangsung dengan suasana yang cukup cair. Kedua belah pihak sepakat untuk mencari solusi terbaik bagi kemajuan Persikas Subang, dengan tetap menghormati aturan dan mekanisme yang berlaku. Para suporter berharap agar aspirasi mereka dapat didengar dan dipertimbangkan oleh pihak-pihak terkait, sehingga Persikas dapat terus menjadi kebanggaan warga Subang dan kembali meraih prestasi di kancah sepak bola nasional.
Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan oleh perwakilan suporter:
- Permohonan maaf atas aksi membentangkan spanduk saat acara publik.
- Penjelasan mengenai alasan di balik aksi tersebut, yaitu kecintaan terhadap Persikas dan kekhawatiran mengenai potensi penjualan klub ke pihak luar Subang.
- Harapan agar Persikas dapat kembali berjaya di Liga 2.
- Pengakuan atas kesulitan menyampaikan aspirasi secara langsung kepada pemerintah daerah.
Sementara itu, tokoh publik tersebut menyampaikan:
- Penegasan bahwa urusan Persikas berada di bawah ranah pemerintah daerah, khususnya Bupati Subang.
- Penjelasan mengenai kendala anggaran dan minimnya minat pengusaha lokal untuk mengelola klub sepak bola.
- Larangan penggunaan dana APBD untuk mendukung klub sepak bola profesional.
Kedua belah pihak sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan mencari solusi terbaik bagi kemajuan Persikas Subang.