Tragedi di Swiss: Desa Blatten Luluh Lantak Diterjang Longsor Gletser, Ratusan Warga Mengungsi
Desa Blatten di Swiss Terkubur Longsor Gletser, Satu Orang Dilaporkan Hilang
Sebuah tragedi melanda Desa Blatten di Swiss, sebuah permukiman yang telah berdiri selama berabad-abad. Desa ini sebagian besar hancur setelah longsor gletser dahsyat menghantam lembah tempat desa itu berada. Peristiwa ini terjadi setelah pihak berwenang mengevakuasi sekitar 300 penduduk beberapa hari sebelumnya akibat kekhawatiran akan potensi runtuhnya Gletser Birch.
Walikota Blatten, Matthias Bellwald, mengungkapkan kesedihannya atas kejadian ini. "Sesuatu yang tak terbayangkan telah terjadi," ujarnya. Meski demikian, ia tetap optimis bahwa desa tersebut memiliki masa depan. Sayangnya, dalam bencana ini, satu orang dilaporkan hilang dan banyak rumah rata dengan tanah akibat terjangan longsor.
Pemerintah Swiss telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan. Unit bantuan bencana militer Swiss telah dikerahkan ke lokasi kejadian, dan dinas pemerintah lainnya juga sedang menuju Blatten untuk memberikan dukungan. Bencana ini menjadi mimpi buruk terburuk bagi warga desa di Pegunungan Alpen yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Evakuasi dan Dampak Perubahan Iklim
Sebelumnya, pada tanggal 19 Mei, sekitar 300 warga Blatten telah dievakuasi setelah ahli geologi yang memantau Gletser Birch memperingatkan tentang ketidakstabilannya. Kini, banyak dari mereka menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bisa kembali ke rumah mereka. Walikota Bellwald, dengan mata berkaca-kaca, menyampaikan pesan yang mengharukan: "Kami telah kehilangan desa kami, tetapi tidak hati kami. Kami akan saling mendukung dan menghibur. Setelah malam yang panjang, pagi akan kembali datang."
Longsoran gletser ini juga menyebabkan banjir karena es yang mencair menutupi rumah-rumah dengan lumpur dan air. Pemerintah Swiss telah menjanjikan bantuan keuangan untuk membantu penduduk membangun kembali kehidupan mereka, baik di desa yang sama maupun di daerah sekitarnya. Namun, Raphal Mayoraz, kepala kantor regional untuk penanganan bencana alam, memperingatkan bahwa evakuasi lebih lanjut mungkin diperlukan di daerah lain yang berdekatan dengan Blatten.
Ancaman Perubahan Iklim dan Gletser yang Mencair
Peristiwa tragis di Blatten menyoroti dampak nyata dari perubahan iklim. Gletser-gletser di seluruh dunia mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan akibat pemanasan global. Selain itu, lapisan tanah beku permanen, yang berfungsi sebagai "perekat" yang menstabilkan pegunungan tinggi, juga ikut mencair, meningkatkan risiko tanah longsor dan bencana alam lainnya.
Rekaman drone menunjukkan sebagian besar Gletser Birch runtuh pada Rabu, 28 Mei, sekitar pukul 15:30 waktu setempat. Longsoran lumpur yang melanda Blatten terdengar seperti gemuruh yang memekakkan telinga, dan awan debu tebal menyelimuti desa tersebut.
Para ahli glasiologi telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang potensi bahaya yang mengancam kota-kota dan desa-desa di Pegunungan Alpen akibat pencairan gletser. Evakuasi di Blatten bukanlah yang pertama terjadi. Pada tahun 2022, penduduk Desa Brienz di Swiss timur juga dievakuasi karena lereng gunung di atas desa tersebut berisiko runtuh.
Masa Depan Gletser dan Komunitas Pegunungan
Laporan terbaru tentang kondisi gletser Swiss menunjukkan bahwa gletser-gletser tersebut dapat menghilang dalam waktu satu abad jika suhu global tidak dapat dipertahankan di bawah batas kenaikan 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, seperti yang disepakati dalam Perjanjian Iklim Paris. Banyak ilmuwan iklim percaya bahwa target ini sudah terlewati, yang berarti pencairan gletser akan terus berlanjut, meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, serta mengancam lebih banyak komunitas seperti Blatten.
Tragedi di Blatten menjadi pengingat yang menyakitkan tentang dampak perubahan iklim dan perlunya tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi komunitas yang rentan terhadap bencana alam.
- Dampak dari perubahan iklim
- Ancaman hilangnya Gletser