Pemerintah Menggenjot Infrastruktur Kelistrikan Nasional: Target 47.758 Km Jaringan Transmisi dalam Satu Dekade
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pembangunan masif infrastruktur kelistrikan dengan target ambisius merampungkan jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) dalam kurun waktu sepuluh tahun. Inisiatif strategis ini diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebagai upaya krusial untuk mempercepat transisi energi bersih dan meningkatkan aksesibilitas listrik di seluruh pelosok negeri.
Jaringan transmisi ini akan menjadi tulang punggung dalam menghubungkan berbagai sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan gardu-gardu induk milik PT PLN (Persero). Langkah ini akan memastikan energi listrik yang dihasilkan dari sumber-sumber ramah lingkungan dapat disalurkan secara efisien kepada konsumen melalui jaringan distribusi yang menjangkau hingga ke wilayah-wilayah terpencil.
Proyek ambisius ini merupakan bagian integral dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2025–2034. Menurut Bahlil, pembangunan jaringan transmisi ini akan mempermudah interkoneksi antara pembangkit-pembangkit EBT dengan jaringan listrik nasional, sehingga semakin banyak rumah tangga dan industri dapat menikmati energi bersih. Saat ini, kontribusi EBT dalam bauran energi nasional masih berada di kisaran 15-16 persen, sementara target yang ditetapkan adalah 23 persen.
Bahlil menekankan bahwa meskipun program pengembangan EBT telah berjalan, ketersediaan jaringan transmisi yang memadai masih menjadi tantangan utama. Tanpa infrastruktur yang memadai, potensi EBT tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, pembangunan jaringan transmisi menjadi prioritas utama pemerintah.
Distribusi pembangunan jaringan transmisi akan tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan fokus utama pada:
- Jawa, Madura, dan Bali: 13,9 ribu kms
- Sumatera: 11,2 ribu kms
- Kalimantan: 9,8 ribu kms
- Sulawesi: 9,0 ribu kms
- Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara: 3,9 ribu kms
Selain pembangunan jaringan transmisi, pemerintah juga berencana meningkatkan kapasitas gardu induk sebesar 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh Indonesia. Peningkatan kapasitas ini akan memastikan stabilitas dan keandalan pasokan listrik seiring dengan meningkatnya permintaan.
Proyek ini diperkirakan akan menarik investasi sebesar Rp565,3 triliun dan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 881.132 orang di berbagai sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, operasi, pemeliharaan transmisi, gardu induk, dan distribusi.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga menekankan pentingnya penggunaan produk dalam negeri dalam pembangunan transmisi dan gardu induk. Ia berharap seluruh komponen yang dibutuhkan dapat diproduksi di dalam negeri untuk mendukung industri lokal dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia menegaskan bahwa proyek ini merupakan peluang besar bagi industri dalam negeri untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Pemerintah berkomitmen untuk mengamankan pangsa pasar domestik bagi produk-produk dalam negeri dan mencegah dominasi produk impor dalam proyek-proyek infrastruktur strategis.