Pantai Gemah Tulungagung Diterjang Sampah Kiriman, Pengelola Kewalahan dan Menanti Uluran Tangan Alat Berat
Krisis Sampah Ancam Pariwisata Pantai Gemah
Kawasan wisata Pantai Gemah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tengah menghadapi permasalahan serius akibat tumpukan sampah yang mencemari keindahan pantai. Kondisi ini, yang telah berlangsung selama kurang lebih satu minggu, mengancam keberlangsungan pariwisata di salah satu destinasi populer di Tulungagung tersebut.
Tumpukan sampah yang didominasi oleh material organik seperti ranting pohon dan sampah anorganik berupa kemasan plastik, diduga kuat berasal dari kiriman banjir yang meluap dari muara Sungai Niama. Sungai ini menjadi saluran pembuangan dari wilayah Trenggalek, Tulungagung, hingga Ponorogo, sehingga saat terjadi banjir, material sampah dari berbagai daerah terbawa arus hingga ke laut dan akhirnya terdampar di Pantai Gemah.
Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Gemah, Wahyu Daryono, mengungkapkan bahwa setiap kali terjadi banjir di muara Sungai Niama, pantai selalu dipenuhi sampah. Kondisi ini sangat meresahkan karena merusak estetika pantai dan membuat wisatawan enggan untuk berlama-lama menikmati keindahan alam yang ditawarkan.
Upaya Manual Tak Mampu Bendung Volume Sampah
Selama ini, pengelola Pantai Gemah telah berupaya melakukan pembersihan secara manual dengan cara membakar sampah kering dan memungut sampah yang berserakan. Namun, upaya tersebut dinilai tidak efektif karena volume sampah yang datang sangat besar dan terus bertambah setiap harinya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi tetap saja tidak mampu mengatasi tumpukan sampah ini," ujar Wahyu Daryono. Ia menambahkan bahwa dibutuhkan solusi yang lebih efektif dan efisien, seperti penggunaan alat berat, untuk membersihkan pantai secara menyeluruh.
Harapan Bantuan Alat Berat dari Pemerintah dan Perhutani
Wahyu Daryono berharap pemerintah daerah dan Perhutani dapat memberikan bantuan berupa alat berat untuk membantu proses pembersihan sampah di Pantai Gemah. Ia menilai bahwa kerja sama dari berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi permasalahan sampah ini secara optimal.
"Kami sangat berharap ada bantuan alat berat dari pemerintah daerah dan Perhutani. Ini demi keberlangsungan pariwisata Pantai Gemah," tegasnya.
Ia juga menyinggung mengenai pembagian hasil tiket masuk antara pengelola dengan pemerintah daerah dan Perhutani. Wahyu berharap, sebagian dari hasil tersebut dapat dialokasikan untuk penanganan sampah di Pantai Gemah.
Dampak Negatif Terhadap Jumlah Pengunjung
Tumpukan sampah yang mengotori Pantai Gemah berdampak signifikan terhadap penurunan jumlah pengunjung. Banyak wisatawan yang mengeluhkan kondisi pantai yang kotor dan memilih untuk tidak berlama-lama di area wisata. Bahkan, beberapa pengunjung memutuskan untuk membatalkan niat berwisata setelah mengetahui kondisi pantai yang sebenarnya.
"Pengunjung itu inginnya bermain di pantai yang bersih dan nyaman. Kalau pantainya kotor, ya mereka tidak mau berlama-lama," keluh Wahyu. Ia menambahkan bahwa pengelola selalu memberikan informasi mengenai kondisi pantai kepada pengunjung di pintu masuk, agar mereka dapat memutuskan apakah tetap ingin berwisata atau tidak.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan membutuhkan tindakan cepat dari berbagai pihak terkait. Jika permasalahan sampah ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan semakin memperburuk citra Pantai Gemah dan berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pariwisata.