Larangan Sentuhan pada Stupa Borobudur: Menjaga Warisan dari Kerusakan dan Mitos yang Beredar
Candi Borobudur, mahakarya arsitektur yang megah, menyimpan pesona yang tak lekang oleh waktu. Namun, di balik keindahannya, tersembunyi ancaman yang dapat merusak kelestariannya: perilaku wisatawan yang menyentuh stupa. Tindakan yang tampak sepele ini ternyata menyimpan potensi kerusakan yang signifikan bagi struktur batuan candi.
Praktik menyentuh stupa seringkali didorong oleh mitos yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait dengan arca Kunto Bimo. Mitos ini menyebutkan bahwa menyentuh jari manis atau tumit arca di dalam stupa dapat membawa keberuntungan. Kepercayaan ini, meskipun populer, dibantah oleh para arkeolog dan ahli sejarah. Mereka menegaskan bahwa mitos Kunto Bimo tidak memiliki dasar dalam ajaran agama Buddha dan kemungkinan besar muncul sebagai strategi untuk menarik lebih banyak pengunjung pada masa lampau.
Bahaya di Balik Sentuhan
Sentuhan pada batuan candi, terutama saat kondisi berkeringat, dapat mempercepat proses pelapukan. Keringat mengandung garam yang dapat meresap ke dalam pori-pori batuan dan merusak struktur internalnya. Kerusakan ini, meskipun kecil pada awalnya, dapat terakumulasi seiring waktu dan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Selain itu, tindakan menyentuh stupa juga dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati nilai-nilai sakral yang terkandung di dalamnya. Borobudur bukan hanya sekadar objek wisata, tetapi juga merupakan tempat ibadah bagi umat Buddha. Oleh karena itu, menjaga kesucian dan keutuhan candi adalah tanggung jawab bersama.
Menjaga Warisan Bersama
Melindungi Candi Borobudur dari kerusakan dan praktik yang tidak sesuai adalah tugas yang mendesak dan membutuhkan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Edukasi dan Sosialisasi: Meningkatkan pemahaman wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian candi dan bahaya yang ditimbulkan oleh sentuhan pada stupa.
- Pengawasan: Meningkatkan pengawasan di area candi untuk mencegah wisatawan melakukan tindakan yang dapat merusak candi.
- Penegakan Aturan: Menerapkan aturan yang tegas dan memberikan sanksi bagi wisatawan yang melanggar aturan.
Borobudur: Lebih dari Sekadar Objek Wisata
Candi Borobudur adalah warisan budaya dunia yang tak ternilai harganya. Menjaga kelestariannya adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Dengan menghormati nilai-nilai sakral dan melindungi struktur fisiknya, kita dapat memastikan bahwa Borobudur akan terus mempesona dan menginspirasi dunia.
Menghindari menyentuh stupa bukan hanya tentang mencegah kerusakan fisik, tetapi juga tentang menghormati nilai-nilai spiritual dan budaya yang terkandung di dalamnya. Borobudur adalah simbol toleransi, harmoni, dan kebijaksanaan. Mari kita jaga bersama agar nilai-nilai ini tetap hidup dan relevan di masa depan.