Anak Muda Atasi Kenaikan Cicilan KPR: Strategi Bertahan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Strategi Anak Muda Menghadapi Tantangan KPR di Era Ekonomi yang Tidak Pasti
Kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian memberikan tekanan tersendiri bagi generasi muda yang sedang menjalani Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kenaikan suku bunga dan fluktuasi ekonomi memaksa mereka untuk mencari cara kreatif agar tetap dapat memenuhi kewajiban cicilan bulanan. Beberapa strategi yang umum dilakukan antara lain mencari penghasilan tambahan, melakukan restrukturisasi KPR, atau bahkan memindahkan KPR ke bank lain dengan skema yang lebih menguntungkan.
Ichsan, seorang warga Cisauk, Tangerang, merasakan langsung dampak dari kenaikan cicilan KPR. Sejak mengambil KPR pada tahun 2018, ia harus beradaptasi dengan perubahan suku bunga dari flat ke floating. Untuk menutupi kenaikan cicilan dan memenuhi kebutuhan keluarga, Ichsan memutuskan untuk mengambil pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utamanya. Ia menyadari risiko kenaikan suku bunga sejak awal, sehingga mempersiapkan diri dengan mencari penghasilan tambahan. Ichsan berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas suku bunga agar cicilan KPR dengan sistem floating tidak semakin memberatkan.
Lynda, seorang karyawan swasta di Tangerang Selatan, juga mengambil langkah serupa dengan mencari side job untuk menambah penghasilan. Selain itu, ia juga berencana untuk mengajukan restrukturisasi KPR. Lynda menyadari pentingnya memiliki penghasilan tambahan, terutama untuk memenuhi kebutuhan tersier dan kegiatan sosial. Meskipun gaji utamanya cukup untuk biaya hidup dan cicilan, ia tetap mencari penghasilan tambahan untuk menjaga stabilitas keuangan. Lynda berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas ekonomi dan bank dapat aktif menyosialisasikan skema cicilan yang lebih ringan.
Suci, warga Bogor, mengambil langkah yang berbeda dengan memindahkan KPR dari Bank BTN ke Bank Syariah Indonesia (BSI). Keputusan ini diambil agar cicilan KPR lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga. Sejak pindah ke BSI dengan skema bunga flat, Suci merasa lebih tenang karena cicilan KPR lebih mudah dikelola. Bahkan ketika ia terkena PHK dan hanya mengandalkan gaji suami, pembayaran cicilan tetap lancar. Suci menyarankan debitur lain untuk mempertimbangkan pindah ke bank yang menawarkan bunga tetap, namun tetap mengingatkan agar langkah tersebut dilakukan dengan perhitungan yang matang.
Beberapa poin penting yang menjadi strategi anak muda dalam menghadapi tantangan KPR:
- Mencari Penghasilan Tambahan (Side Job): Menambah sumber pendapatan untuk menutupi kenaikan cicilan dan memenuhi kebutuhan hidup.
- Restrukturisasi KPR: Mengajukan peninjauan kembali skema pembayaran KPR agar lebih ringan.
- Pindah Bank (Take Over): Memindahkan KPR ke bank lain dengan penawaran suku bunga yang lebih stabil (flat).
- Pengelolaan Keuangan yang Cermat: Mengatur pengeluaran agar cicilan KPR tetap aman, terutama bagi keluarga dengan dua sumber penghasilan.
Kisah-kisah ini menggambarkan bagaimana generasi muda berjuang untuk mempertahankan kepemilikan rumah di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Dengan strategi yang tepat dan pengelolaan keuangan yang cermat, mereka berusaha untuk tetap dapat memenuhi kewajiban KPR dan mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.