Strategi Jitu: Alokasi Dana Investasi Aman bagi Pekerja dengan Gaji Menengah
Bagi para pekerja dengan pendapatan menengah yang ingin meningkatkan kesejahteraan finansial, investasi menjadi salah satu cara efektif untuk mengakumulasi aset. Seorang perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, memaparkan langkah-langkah strategis dalam berinvestasi yang aman dan cerdas.
Langkah awal yang krusial adalah mengelola dan mengalokasikan penghasilan secara bijak ke dalam pos-pos pengeluaran yang berbeda. Tejasari menyarankan alokasi ideal sebagai berikut:
- Tabungan: Sisihkan minimal 10% dari pendapatan untuk tabungan. Jika memungkinkan, alokasikan lebih banyak lagi untuk mempercepat pertumbuhan aset.
- Cicilan: Batasi cicilan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), maksimal 30% dari pendapatan. Jika tidak memiliki cicilan KPR, dana ini dapat dialihkan ke tabungan atau investasi.
- Kebutuhan Rutin: Alokasikan sekitar 40% dari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, transportasi, dan tagihan.
- Pengeluaran Pribadi: Sisihkan 20% dari pendapatan untuk pengeluaran pribadi, seperti hiburan atau hobi.
Setelah memiliki alokasi dana yang jelas, pekerja dengan pendapatan menengah dapat mulai memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. Penting untuk memilih produk investasi yang legal dan terpercaya, serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah. Beberapa pilihan investasi yang aman antara lain:
- Deposito: Simpanan berjangka di bank dengan tingkat bunga yang relatif stabil.
- Reksa Dana: Wadah investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi profesional. Reksa dana memiliki berbagai jenis, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran.
- Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan tingkat kupon yang menarik. Target return obligasi saat ini berada di kisaran 6,5%.
- Saham: Kepemilikan dalam suatu perusahaan yang berpotensi memberikan keuntungan dari kenaikan harga saham dan dividen.
Tejasari menekankan pentingnya diversifikasi aset, yaitu membagi portofolio investasi ke dalam beberapa jenis instrumen. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian jika salah satu instrumen investasi mengalami penurunan kinerja. Dengan diversifikasi, potensi kerugian dapat diimbangi oleh keuntungan dari instrumen investasi lainnya.