Dul Jaelani Lanjutkan Tradisi Kurban Keluarga di Hari Raya Idul Adha
Menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha, musisi muda berbakat, Abdul Qodir Jaelani, atau yang lebih dikenal sebagai Dul Jaelani, kembali menegaskan komitmennya untuk melaksanakan ibadah kurban. Tradisi mulia ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarganya, sebuah warisan nilai yang terus dijaga dan dilestarikan.
Saat ditemui di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Dul Jaelani dengan mantap menyatakan niatnya untuk berkurban. Putra bungsu dari pasangan musisi legendaris Ahmad Dhani dan Maia Estianty ini memilih untuk tidak membeberkan detail mengenai hewan kurban yang akan ia persembahkan. Baginya, ibadah adalah urusan personal antara hamba dan Sang Pencipta, sehingga tidak perlu diumbar ke khalayak ramai.
"Rahasia ya (bentuk kurbannya). Ibadah itu rahasia," ujarnya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, Dul Jaelani mengungkapkan bahwa tradisi berkurban telah lama menjadi bagian dari nilai-nilai keluarga yang dihormati dan dijunjung tinggi. Ia menegaskan bahwa keluarganya senantiasa berupaya untuk mengamalkan ajaran agama Islam, meskipun ia mengakui bahwa dirinya dan keluarganya bukanlah sosok yang alim atau sangat religius.
"Iya dong (rutin berkurban). Itu tradisi," jelas Dul Jaelani.
"Alhamdulillah walaupun saya atau keluarga saya gak alim-alim banget atau religius banget, tapi kita selalu belajar menghormati tradisi yang sudah diwariskan oleh para leluhur kita," tambahnya.
Kekasih aktris Tissa Biani ini juga menyampaikan pandangannya mengenai makna filosofis yang terkandung dalam ibadah kurban. Menurutnya, momen Idul Adha selalu mengingatkannya akan pentingnya pengorbanan dalam mencapai keberhasilan dan kebahagiaan.
"Saya rasa kurban itu kan hal yang gak mudah. Jadi setiap momen Iduladha selalu ingetin saya untuk berkurban. Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan, cinta tanpa pengorbanan berarti gak cinta," pungkas Dul Jaelani dengan penuh makna.
Berikut poin-poin penting dari tradisi kurban menurut Dul Jaelani:
- Tradisi keluarga yang diwariskan secara turun temurun.
- Bukan sekadar ritual agama, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
- Mengingatkan akan pentingnya pengorbanan dalam mencapai keberhasilan.
- Merupakan wujud cinta dan kasih sayang kepada sesama.
- Menghormati tradisi yang diwariskan oleh leluhur.