Konsumsi Berlebihan Mie Instan Dikaitkan dengan Peningkatan Risiko Kanker Lambung
Mie instan, hidangan praktis dan digemari, sayangnya menyimpan potensi risiko kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebuah studi terbaru mengindikasikan adanya korelasi antara konsumsi mie instan yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker lambung. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat popularitas mie instan di kalangan masyarakat.
Kekhawatiran ini muncul akibat kandungan garam, MSG, dan bahan pengawet yang tinggi dalam mie instan. Dr. Tim Tiutan, seorang onkolog, menyoroti bagaimana kandungan garam yang berlebihan dapat merusak lapisan lambung, memicu perkembangan sel kanker. Senada dengan hal tersebut, penelitian lain dari Memorial Sloan Kettering Cancer Centre juga menekankan peran garam dalam meningkatkan kerentanan lambung terhadap bakteri Helicobacter pylori (H. pylori), agen penyebab utama kanker lambung.
Dr. Tiutan juga mengingatkan bahwa risiko kanker lambung dapat meningkat hingga dua kali lipat jika seseorang terinfeksi H. pylori dan memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan garam harian, tidak hanya dari mie instan, tetapi juga dari makanan olahan lain seperti bacon, ham, dan sosis.
National Health Service (NHS) merekomendasikan asupan garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per hari untuk orang dewasa. Pembatasan ini bukan bertujuan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis lainnya, seperti hipertensi.
Helicobacter pylori (H. pylori) adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam perut. Meskipun seringkali tidak menimbulkan gejala, infeksi H. pylori dapat menyebabkan tukak lambung, gangguan pencernaan, kembung, atau mual. Infeksi ini dapat dideteksi melalui tes darah, napas, atau tinja, dan diobati dengan antibiotik.
Penelitian dalam British Journal of Cancer menunjukkan bahwa orang yang secara konsisten mengonsumsi makanan sangat asin memiliki risiko kanker perut dua kali lipat. Deteksi dini kanker lambung sangat krusial. Jika terdeteksi pada tahap awal, tingkat kelangsungan hidup pasien selama satu dekade setelah diagnosis mencapai 65%. Namun, pada stadium empat, angka tersebut menurun drastis menjadi hanya satu dari lima pasien.
Gejala umum kanker perut meliputi gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, rasa kenyang yang cepat, pendarahan, dan adanya darah dalam tinja. Kesadaran akan gejala-gejala ini dan perubahan pola makan yang lebih sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker lambung.