Pergerakan Tanah Ancam Permukiman di Wonosobo, Sembilan Warga Dievakuasi

Hujan deras yang mengguyur wilayah Wonosobo telah memicu pergerakan tanah yang signifikan di Dukuh Duluran, Dusun Bojongan, Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil. Insiden yang terjadi pada Minggu, 25 Mei 2025 ini, memaksa evakuasi sembilan jiwa dari tiga keluarga yang rumahnya terancam longsor.

Pergerakan tanah ini tidak hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, yaitu sebuah gardu pos ronda. Kerugian akibat kerusakan gardu tersebut diperkirakan mencapai 15 juta rupiah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, menyatakan bahwa kondisi tanah di lokasi kejadian masih labil dan berpotensi terus bergerak.

"Kami sangat mengkhawatirkan kondisi tiga rumah warga milik Bapak Nasir, Bapak Samingan, dan Bapak Ruwanto. Apabila pergerakan tanah terus terjadi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi longsor. Untungnya, seluruh penghuni rumah sudah berhasil dievakuasi ke tempat yang lebih aman, yaitu rumah saudara mereka," ujar Dudi dalam keterangan persnya.

Pemerintah desa, bersama dengan unsur kecamatan, Polsek, Koramil, dan relawan penanggulangan bencana (RPB), telah bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan memberikan penanganan awal di lokasi kejadian. Tim gabungan juga telah melakukan pengecekan dan penilaian (assessment) untuk menentukan langkah penanganan yang lebih komprehensif.

BPBD Kabupaten Wonosobo dan tim gabungan terus memantau pergerakan tanah dengan seksama, dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan. Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu, Dudi Wardoyo mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah preventif demi keselamatan diri dan keluarga.

Adapun langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah meliputi:

  • Evakuasi Warga: Memindahkan warga yang terdampak ke tempat yang lebih aman.
  • Penilaian Kerusakan: Melakukan pendataan dan penilaian terhadap kerusakan yang terjadi.
  • Koordinasi Tim Gabungan: Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk penanganan yang efektif.
  • Pemantauan Intensif: Memantau pergerakan tanah secara berkala untuk mengantisipasi longsor susulan.
  • Imbauan Waspada: Mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana.

Ke depan, pemerintah daerah berencana untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait penyebab pergerakan tanah ini dan mencari solusi jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana juga akan ditingkatkan guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi ancaman bencana alam.