Survei Indikator Politik: Publik Mayoritas Yakin Keaslian Ijazah Jokowi

Opini Publik Terhadap Keaslian Ijazah Presiden Jokowi: Hasil Survei Indikator Politik

Sebuah survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia baru-baru ini mengungkap bahwa sebagian besar masyarakat tidak mempercayai tuduhan pemalsuan ijazah yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo. Temuan ini memberikan gambaran tentang bagaimana publik menilai isu yang sempat menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, sebanyak 66,9% responden menyatakan ketidakpercayaannya terhadap klaim bahwa Jokowi memalsukan ijazahnya. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung meyakini keaslian dokumen pendidikan yang dimiliki oleh mantan presiden tersebut.

Lebih lanjut, Burhanuddin menjelaskan bahwa ketika responden disaring berdasarkan pengetahuan mereka tentang kasus dugaan ijazah palsu Jokowi, hasilnya tidak jauh berbeda. Dari kelompok yang mengetahui kasus ini, 69,7% di antaranya tetap tidak percaya bahwa Jokowi melakukan pemalsuan ijazah. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi dan narasi yang beredar di masyarakat terkait isu ini tidak banyak mempengaruhi keyakinan publik secara umum.

Kendati demikian, survei juga mencatat adanya kelompok kecil responden, sekitar 19,1%, yang percaya atau sangat percaya bahwa ijazah Jokowi adalah palsu. Sementara itu, 14,1% responden lainnya memilih untuk tidak memberikan jawaban atau menyatakan ketidaktahuannya.

Metodologi Survei

Survei ini dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 20 Mei 2025, dengan melibatkan 1.286 responden yang dipilih secara acak melalui metode double sampling. Metode ini melibatkan pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang telah dilakukan sebelumnya. Wawancara dilakukan melalui telepon, dengan margin of error diperkirakan +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.

Penyelidikan Bareskrim Polri

Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menyatakan bahwa ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi adalah asli. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji laboratorium forensik (labfor) terhadap ijazah yang diadukan palsu oleh Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Eggi Sudjana.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menjelaskan bahwa uji labfor dilakukan dengan memeriksa bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, serta tinta tanda tangan dari dekan dan rektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama.

Selain itu, Bareskrim juga melakukan verifikasi langsung ke UGM, memeriksa dokumen administrasi perkuliahan Jokowi, dan memeriksa 39 saksi sebelum menyatakan ijazah Jokowi asli. Berbekal hasil uji tersebut, Bareskrim memutuskan untuk menghentikan penyelidikan dugaan ijazah palsu Jokowi.

Langkah Bareskrim ini sempat dipertanyakan oleh TPUA, yang menilai bahwa Bareskrim tidak berwenang memutuskan keaslian ijazah Jokowi. Menurut Wakil Ketua TPUA, Rizal Fadillah, putusan mengenai keaslian suatu dokumen seharusnya ditentukan oleh pengadilan.

Daftar Poin Utama dalam Berita:

  • Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan mayoritas publik tidak percaya Jokowi memalsukan ijazah.
  • 66,9% responden survei menyatakan tidak percaya Jokowi memalsukan ijazah.
  • Bareskrim Polri menyatakan ijazah S1 Fakultas Kehutanan UGM milik Jokowi adalah asli.
  • Bareskrim melakukan uji laboratorium forensik dan verifikasi ke UGM untuk memastikan keaslian ijazah.
  • TPUA mempertanyakan kewenangan Bareskrim dalam memutuskan keaslian ijazah.