Tragedi Longsor Tambang Cirebon: Belasan Pekerja Tewas, Tim SAR Terus Berupaya

Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berduka setelah insiden longsor melanda area pertambangan Galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Peristiwa nahas ini menelan korban jiwa belasan pekerja tambang.

Kepolisian Daerah Jawa Barat mengkonfirmasi bahwa hingga saat ini, tim penyelamat telah menemukan 18 korban. Dari jumlah tersebut, 14 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 4 lainnya mengalami luka-luka dan tengah mendapatkan perawatan intensif. Proses identifikasi korban terus dilakukan oleh pihak berwenang.

Operasi pencarian dan evakuasi yang melibatkan puluhan personel dari Tim SAR Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jabar sempat dihentikan sementara pada Jumat malam akibat keterbatasan visibilitas dan pertimbangan keselamatan. Namun, semangat pantang menyerah mendorong tim SAR untuk kembali melanjutkan pencarian pada Sabtu pagi, dengan harapan dapat menemukan sisa korban yang masih belum ditemukan. Berdasarkan data terakhir, masih ada 4 orang yang dilaporkan hilang dan diduga tertimbun longsor.

Kondisi Geologis dan Peringatan Potensi Longsor

Badan Geologi mengungkapkan fakta bahwa lokasi tambang Galian C Gunung Kuda berada di zona dengan tingkat kerentanan gerakan tanah yang tinggi. Analisis peta geologi nasional menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki probabilitas kejadian longsor di atas 50 persen. Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menjelaskan bahwa wilayah dengan kerentanan gerakan tanah tinggi seringkali mengalami kejadian serupa, terutama saat curah hujan tinggi.

Faktor-faktor seperti kemiringan lereng yang terjal hingga curam, kondisi geologi setempat, dan keberadaan bahan timbunan semakin memperparah risiko longsor di area tersebut. Badan Geologi telah memberikan peringatan terkait potensi bahaya ini, namun aktivitas penambangan terus berlanjut.

Berikut adalah poin-poin penting terkait kondisi lereng:

  • Kisaran kemiringan lereng: Terjal (17-36 derajat) hingga curam (>36 derajat)
  • Faktor pemicu utama: Curah hujan tinggi
  • Kondisi geologi setempat: Mempengaruhi stabilitas lereng
  • Bahan timbunan: Berkontribusi pada potensi longsor

Insiden tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya memperhatikan faktor keselamatan dan kondisi geologis dalam aktivitas pertambangan. Evaluasi menyeluruh terhadap izin pertambangan dan penerapan standar keamanan yang ketat sangat diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.