Intensitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Meningkat Tajam, Ratusan Letusan Terjadi dalam Sehari
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. Data dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah letusan yang terjadi selama periode 24 jam terakhir.
Pada hari Jumat, 30 Mei 2025, antara pukul 00.00 hingga 24.00 Wita, tercatat sebanyak 241 letusan. Letusan ini disertai dengan lontaran material vulkanik dan dentuman yang terdengar kuat. Tinggi kolom letusan bervariasi antara 300 hingga 1000 meter, dengan warna asap yang teramati kelabu. Getaran yang menyertai letusan berkisar antara sedang hingga kuat, menambah kekhawatiran akan potensi bahaya yang lebih besar.
Selain letusan, aktivitas lain yang tercatat meliputi:
- 2 kali gempa guguran
- 244 kali embusan
- 4 kali tremor non-harmonik
- 7 kali tremor harmonik
- 1 kali gempa tektonik jauh
Data seismogram menunjukkan gempa letusan memiliki amplitudo antara 19,5 hingga 87,5 mm, dengan durasi antara 25 hingga 47 detik. Secara visual, gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut tipis. Asap kawah yang keluar teramati berwarna putih dan kelabu, dengan intensitas antara tipis hingga tebal. Ketinggian asap mencapai 10 hingga 500 meter dari puncak kawah.
Kondisi cuaca di sekitar gunung dilaporkan cerah hingga mendung, dengan angin bertiup lemah ke arah barat dan barat laut. Suhu udara berkisar antara 24 hingga 30°C.
Saat ini, status Gunung Ile Lewotolok berada pada Level II (Waspada). Masyarakat di sekitar lereng gunung diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya guguran lava dan abu vulkanik. Dampak dari aktivitas vulkanik ini dapat dirasakan pada pemukiman dan aktivitas sehari-hari masyarakat. Pihak berwenang terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul.