Aksesibilitas Situs Warisan Dunia: Acropolis dan Colosseum Terapkan Lift dengan Pendekatan Berbeda
Pemasangan lift di Candi Borobudur menuai perdebatan, namun upaya meningkatkan aksesibilitas di situs warisan dunia bukanlah hal baru. Dua contoh terkenal adalah Acropolis di Athena, Yunani, dan Colosseum di Roma, Italia.
Acropolis, yang menjulang di atas kota Athena, adalah kompleks kuno yang menyimpan bangunan-bangunan bersejarah seperti Parthenon. Situs ini menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Untuk mempermudah akses bagi pengunjung dengan mobilitas terbatas, pemerintah Yunani memasang lift di sisi utara bukit Acropolis. Lift ini dirancang untuk mengangkut pengunjung dari dasar bukit langsung ke area yang lebih dekat dengan bangunan-bangunan utama. Yang menjadi perhatian utama dalam pemasangan lift di Acropolis adalah meminimalisir dampak terhadap struktur arkeologis yang rapuh. Lift dibangun dengan fondasi terpisah dan tidak langsung menempel pada batuan dasar Acropolis. Desainnya juga dibuat sedemikian rupa agar selaras dengan lanskap dan tidak mengganggu pemandangan secara visual.
Colosseum, amfiteater ikonis di jantung kota Roma, juga menghadapi tantangan serupa dalam hal aksesibilitas. Struktur megah ini, yang dulunya menjadi arena gladiator, memiliki banyak tangga dan area yang sulit dijangkau oleh pengunjung dengan kursi roda atau masalah mobilitas lainnya. Pihak berwenang Italia memasang serangkaian lift dan ramp di berbagai titik di sekitar Colosseum. Lift-lift ini memungkinkan pengunjung untuk mencapai lantai atas dan area-area lain yang sebelumnya tidak dapat diakses. Seperti halnya Acropolis, pemasangan lift di Colosseum dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada struktur asli. Lift ditempatkan di area yang sudah ada dan tidak memerlukan penggalian atau perubahan signifikan pada bangunan. Selain lift, ramp juga dibangun untuk memberikan akses yang lebih mudah ke area-area tertentu. Ramp ini dirancang dengan kemiringan yang landai dan permukaan yang tidak licin untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Perbedaan utama antara pendekatan yang diambil di Acropolis dan Colosseum dengan yang di Borobudur terletak pada bagaimana lift diintegrasikan ke dalam situs. Di Acropolis dan Colosseum, lift dibangun sebagai tambahan yang terpisah dari struktur utama, sementara rencana di Borobudur melibatkan pemasangan lift yang langsung terhubung dengan candi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak terhadap batu dan struktur candi yang sudah berusia ratusan tahun. Pertimbangan cermat tentang pelestarian warisan budaya dan kebutuhan aksesibilitas menjadi kunci dalam setiap proyek pembangunan di situs-situs bersejarah.