Lesunya Minat Investor pada SR022: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri SR022 menunjukkan performa yang kurang memuaskan sejak penawarannya dibuka pada 16 Mei 2025. Dibandingkan dengan seri SBN sebelumnya, ST014, penjualan SR022 tampak jauh lebih rendah. Seorang analis dari Pefindo, Ahmad Nasrudin, mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan kurangnya minat investor terhadap SR022.
Faktor pertama adalah tingkat imbal hasil (yield) yang ditawarkan oleh SR022 tidak jauh berbeda dengan produk investasi lain yang tersedia di pasar. Pada saat peluncuran SR022, yield pasar untuk tenor 3 tahun berada di kisaran 6,44 persen, sementara untuk tenor 5 tahun mencapai 6,587 persen. SR022 sendiri menawarkan kupon tetap sebesar 6,45 persen untuk tenor 3 tahun (SR022T3) dan 6,55 persen untuk tenor 5 tahun (SR022T5), yang dibayarkan setiap bulan. Perbedaan yang tipis ini membuat investor kurang tertarik untuk mengalihkan dana mereka ke SR022. Ahmad Nasrudin menekankan bahwa dengan imbal hasil yang hampir setara, banyak investor ritel merasa tidak ada insentif yang cukup kuat untuk beralih ke SR022, meskipun SBN ini menawarkan pendapatan pasif bulanan yang stabil.
Faktor kedua yang mempengaruhi minat investor adalah dinamika yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 7.200 bps beberapa waktu lalu menarik perhatian investor ke pasar saham. Investor ritel melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar di pasar saham, terutama setelah pasar modal kembali stabil pasca pengumuman tarif oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump. Meskipun pengumuman tarif sempat menyebabkan penurunan tajam pada IHSG, pasar kemudian pulih, dan investor yang masuk pada saat harga saham rendah berhasil meraih keuntungan yang signifikan. Kondisi ini mengurangi minat mereka terhadap SR022, yang dianggap kurang menarik dibandingkan potensi keuntungan di pasar saham.
Namun, Ahmad Nasrudin menambahkan bahwa penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) berpotensi meningkatkan kembali minat investor terhadap SR022. Dengan penurunan suku bunga, tren yield di pasar diharapkan akan menurun dalam beberapa minggu mendatang. Jika penurunan ini cukup signifikan dibandingkan dengan imbal hasil yang ditawarkan SR022, ada kemungkinan investor akan mulai melirik kembali SBN ritel ini sebagai alternatif investasi yang menarik.
Berikut ini beberapa penyebab SR022 tidak begitu dilirik investor selama lebih dari dua pekan ke belakang:
- Imbal hasil (yield) yang ditawarkan SBN ritel seri terbaru ini tak jauh berbeda dengan produk investasi lainnya.
- Dinamika di Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 7.200 bps beberapa pekan lalu ikut mempengaruhi animo pasar terhadap SR022.
Ahmad menyebutkan, pemangkasan suku bunga acuan BI bisa kembali mendongkrak animo masyarakat terhadap SR022.