Polemik Stairlift Borobudur: Antara Kritik Warganet dan Apresiasi Tokoh Agama
markdown
Pro dan Kontra Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur
Pemasangan stairlift di Candi Borobudur memicu perdebatan di kalangan warganet dan mendapatkan apresiasi dari tokoh agama Buddha. Proyek ini awalnya bertujuan untuk memfasilitasi kunjungan tamu negara, memicu kekhawatiran akan dampak terhadap kelestarian situs warisan dunia tersebut.
Gelombang Kritik di Media Sosial
Reaksi online didominasi oleh kekhawatiran terkait potensi kerusakan pada struktur candi. Unggahan video yang mengklaim adanya pemasangan eskalator memicu kehebohan, dengan banyak warganet mempertanyakan dampaknya terhadap kelestarian Candi Borobudur.
Klarifikasi Injourney
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney) segera memberikan klarifikasi bahwa yang dipasang adalah stairlift portabel, bukan eskalator permanen. Injourney menegaskan pemasangan dilakukan tanpa menggunakan paku atau bor, sehingga tidak merusak batu candi. Teknik pemasangan serupa juga diterapkan di situs-situs bersejarah dunia lainnya.
Injourney menekankan pentingnya stairlift untuk mengatasi tangga candi yang curam dan licin. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara inklusivitas dan pelestarian cagar budaya. Pihaknya meyakinkan bahwa proyek ini telah melalui kajian mendalam dan sesuai dengan standar yang ditetapkan UNESCO.
Tanggapan Ahli Arkeologi
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) turut memberikan tanggapan, meminta pengelola Candi Borobudur untuk mempertimbangkan potensi dampak pemasangan stairlift terhadap kelestarian candi. IAAI menekankan pentingnya menjaga warisan dunia ini agar tidak mengalami kerusakan fisik atau penurunan citra.
Dukungan dari Tokoh Agama
Di sisi lain, pemasangan stairlift mendapat dukungan dari tokoh agama Buddha. Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono, memuji stairlift karena sangat membantu bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Bhante Phrakhruwinaitorn Rungdet juga menyampaikan apresiasinya, khususnya bagi lansia dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Para tokoh agama berharap stairlift dapat dipertahankan untuk memfasilitasi kunjungan bagi semua kalangan, terutama lansia dan penyandang disabilitas. Mereka menilai fasilitas ini sangat bermanfaat dan selaras dengan semangat inklusivitas.
Daftar Kata Kunci Penting:
- Candi Borobudur
- Stairlift
- Injourney
- UNESCO
- Warisan Dunia
- Pelestarian Cagar Budaya
- Walubi
- Arkeologi
- Media Sosial
- Kritik
- Apresiasi
- Lansia
- Disabilitas
- Inklusivitas
- Bhante Phrakhruwinaitorn Rungdet
- Tanto Soegito Harsono
- Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI)