Misteri Stairlift Borobudur: Akses Ditutup, Keberadaan Dipertanyakan

markdown Pengunjung Candi Borobudur saat ini mendapati pemandangan berbeda. Akses menuju stairlift, fasilitas yang sempat dipasang untuk membantu mobilitas naik ke candi, kini tertutup rapat oleh papan putih. Penutupan ini menimbulkan pertanyaan mengenai status dan keberlanjutan penggunaan stairlift tersebut.

Menurut pantauan di lokasi, penutupan akses terlihat jelas dari pelataran candi menuju jalur stairlift di sisi kanan. Papan berwarna putih menghalangi rasa ingin tahu wisatawan yang ingin melihat lebih dekat alat bantu tersebut. Kondisi serupa juga terjadi di dekat kawasan Jati, di mana akses menuju stairlift juga ditutup, membatasi ruang gerak wisatawan untuk menjelajahi candi secara leluasa.

Wisatawan masih dapat melihat jalan menuju lantai 3 candi, namun keberadaan stairlift yang sempat menjadi perbincangan hangat itu tidak lagi terlihat. Jalan khusus yang sebelumnya dipasang sebagai akses menuju stairlift di pelataran candi juga telah dibongkar, dan digantikan dengan papan putih yang sama.

Spekulasi mengenai apakah stairlift masih terpasang atau sudah dibongkar pun bermunculan. Pihak pengelola Candi Borobudur belum memberikan keterangan resmi terkait hal ini, sehingga menambah misteri seputar fasilitas tersebut.

Stairlift ini sebelumnya dipasang sebagai alat bantu naik Candi Borobudur, terutama untuk menyambut kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Beberapa tokoh, termasuk Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono, sempat menjajal fasilitas ini.

Tanto Soegito Harsono mengungkapkan pengalamannya menggunakan stairlift, "Naik juga nyaman nggak terasa sudah sampai. Terutama saya kan kakinya sakit, jalan pincang. Jadi betul-betul nyaman naik nggak terasa sudah sampai di atas (lantai 7)," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa stairlift sangat membantu mempercepat waktu dan memberikan kemudahan, terutama bagi lansia dan orang dengan masalah kaki. Namun, ia menekankan bahwa keputusan mengenai keberlanjutan penggunaan stairlift sepenuhnya berada di tangan pemerintah, dengan mempertimbangkan berbagai kajian dan standar yang berlaku.

Lebih lanjut, Tanto juga mengimbau semua pihak untuk menjaga dan tidak merusak Candi Borobudur, mengingat statusnya sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Ia berharap agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan tidak merugikan siapa pun.