Menuju Indonesia Emas 2045: Produktivitas dan Transformasi Struktur Usaha

Transformasi Ekonomi Indonesia: Fokus pada Produktivitas untuk Meraih Indonesia Emas 2045

Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, peningkatan produktivitas menjadi kunci utama. Laporan terbaru dari McKinsey Global Institute (MGI) menekankan perlunya menciptakan ekosistem yang mendorong produktivitas dan investasi yang lebih dalam dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Target ambisius untuk mencapai pendapatan per kapita sebesar 14.000 dollar AS pada tahun 2045 membutuhkan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 5,4 persen, melampaui CAGR sejak tahun 2000 yang sebesar 4,9 persen.

Analisis MGI mengacu pada pengalaman negara lain dan mencakup empat komponen utama: pertumbuhan ekonomi dan produktivitas, ukuran perusahaan dan input, sektor ekonomi dan metrik pendukung, serta komparasi dengan negara-negara Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa produktivitas harus tumbuh setidaknya 1,6 kali lipat dari kondisi saat ini untuk mencapai status negara maju pada 2045. Sementara kontribusi demografi terhadap pertumbuhan PDB hanya sekitar 0,5 persen poin, peningkatan produktivitas diharapkan menyumbang 4,9 persen poin.

Peran Perusahaan Besar dan Transformasi Struktur Usaha

Salah satu strategi penting adalah meningkatkan laju capital deepening, yaitu peningkatan investasi per pekerja, dan mengintegrasikan teknologi ke dalam perekonomian. Perusahaan besar memegang peranan krusial dalam proses ini, melalui peningkatan produktivitas, penarikan investasi, inovasi, teknologi, sumber daya manusia berkualitas, pelatihan keterampilan, dan penelitian. Selain itu, jumlah perusahaan menengah dan besar perlu ditingkatkan secara signifikan.

Data menunjukkan bahwa perusahaan besar memiliki tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan menengah dan kecil. Perusahaan mikro mendominasi struktur usaha di Indonesia, dengan sekitar 97 persen dari seluruh perusahaan terdaftar (di luar sektor pertanian) merupakan perusahaan mikro. Dominasi ini juga tercermin dalam struktur tenaga kerja, dengan sekitar 59 persen pekerja bekerja di perusahaan mikro.

Untuk mendorong pertumbuhan produktivitas dan mengurangi dominasi sektor informal, jumlah perusahaan besar perlu ditingkatkan dari sekitar 13.000 pada tahun 2023 menjadi 40.000 pada 2045, atau naik tiga kali lipat. Jumlah perusahaan menengah juga perlu bertambah dari 79.000 menjadi 196.000 (sekitar 2,5 kali lipat). Sebaliknya, jumlah perusahaan mikro perlu dikurangi dari 32 juta menjadi kurang dari 22 juta.

Distribusi Tenaga Kerja dan Produktivitas Pekerja

Perubahan struktur perusahaan ini harus diikuti oleh perubahan distribusi tenaga kerja. Proporsi pekerja di perusahaan besar perlu meningkat dari 15 persen pada 2023 menjadi 31 persen pada 2045. Di perusahaan menengah, proporsi pekerja juga perlu naik dari 8 persen menjadi 16 persen. Sebaliknya, proporsi pekerja di perusahaan mikro perlu dikurangi dari 59 persen pada 2023 menjadi 33 persen pada 2045.

Selain transformasi struktur usaha, peningkatan produktivitas pekerja perlu mendapatkan perhatian. Produktivitas per pekerja perlu meningkat dari sekitar 11.000 dollar AS menjadi 29.000 dollar AS pada 2045, atau naik sekitar 2,6 kali lipat. Peningkatan ini akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan produktivitas nasional secara keseluruhan.

Skeptisisme terhadap Proyeksi dan Tantangan ke Depan

Berkaca pada proyeksi MGI sebelumnya pada tahun 2012, yang ternyata meleset, penulis cenderung skeptis terhadap ketepatan skenario terbaru. Jika proyeksi sebelumnya hanya terealisasi sekitar 70 persen, sangat mungkin Indonesia tidak akan mencapai status “emas” pada tahun 2045. Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang ada, Indonesia baru akan mencapai kategori negara maju sekitar tahun 2053, atau bahkan lebih lambat jika indikator negara maju mengalami perubahan.

Untuk itu, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja keras untuk mewujudkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Peningkatan produktivitas, pengembangan sektor industri, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.