Inovasi Pemuda Aceh Utara: Budidaya Jamur Tiram Sebagai Sumber Ekonomi Baru
Di tengah lanskap ekonomi yang terus berkembang, sekelompok pemuda di Desa Uteun Geulinggang, Aceh Utara, telah menemukan ceruk pasar yang menjanjikan melalui budidaya jamur tiram. Inisiatif ini, yang berpusat pada kelompok bernama Koelat Dewa (Koelat dalam bahasa Aceh berarti jamur), telah mengubah mata pencaharian mereka dan menginspirasi komunitas sekitar. Sejak didirikan pada tahun 2022, Koelat Dewa telah membuktikan bahwa dengan inovasi dan kerja keras, peluang ekonomi dapat diciptakan dari sumber daya lokal.
Dengan mengoperasikan kumbung seluas 5,5 x 10 meter, kelompok ini mampu menghasilkan hingga 40 kilogram jamur tiram per hari pada puncak musim panen. Produk ini kemudian dipasarkan melalui berbagai saluran, mulai dari penjualan eceran langsung kepada konsumen hingga penjualan grosir ke pasar lokal dan bahkan kapal asing yang berlabuh di Pelabuhan Krueng Geukuh. Harga jual bervariasi tergantung pada metode pembelian, dengan harga eceran Rp 10.000 per bungkus, grosir Rp 35.000 per kilogram, dan pengiriman langsung ke konsumen seharga Rp 45.000 per kilogram. Martunis Siam, pembina kelompok Koelat Dewa, menjelaskan bahwa penjualan di lokasi langsung dihargai rata-rata Rp 40.000 per kilogram. Masa panen yang bisa berlangsung hingga tiga bulan menjadikan budidaya jamur tiram ini sebagai sumber pendapatan yang stabil dan menjanjikan bagi para pemuda.
Kesuksesan Koelat Dewa telah memicu minat dari warga sekitar, dengan delapan kumbung baru milik warga lokal yang mulai beroperasi, membudidayakan jamur merang untuk dijual ke Pasar Bathupat Lhokseumawe dan Pasar Krueng Geukuh. Melihat potensi yang ada, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Persero, turut memberikan dukungan melalui program pelatihan budidaya dan pembibitan jamur. Pelatihan ini melibatkan 27 peserta dari kalangan pemuda dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Dewantara, dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi masyarakat.
VP Komunikasi & Administrasi Korporat PT PIM, Saiful Rakjab, menekankan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian ekonomi. Pelatihan yang dilaksanakan pada 15 Mei 2025, menghadirkan ahli jamur untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam budidaya jamur. Dengan bibit unggul, pengelolaan yang tepat, dan teknik budidaya yang baik, diharapkan para peserta dapat memaksimalkan potensi budidaya jamur dan mencapai kemandirian ekonomi. Inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para pemuda, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di Aceh Utara.