Duka Mendalam Keluarga Dendi Irmawan, Korban Tragedi Longsor Tambang Cirebon: Ayah yang Seharusnya Libur
Kabupaten Bandung, Jawa Barat – Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Dendi Irmawan (45) di Kampung Sukasari, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dendi menjadi salah satu korban dalam peristiwa longsor di area pertambangan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5/2025). Isak tangis dan kenangan akan sosok Dendi terus mengalir dari keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Fitria Nuraini (15), putri kedua Dendi, menuturkan bahwa jenazah sang ayah telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cimenyan pada Sabtu (31/5/2025). Jenazah diberangkatkan dari Cirebon sekitar pukul 01.00 WIB dan tiba di rumah duka pukul 03.00 WIB. Keputusan untuk memakamkan Dendi di Cimenyan merupakan permintaan dari Fitria dan kakaknya, Sendi Irawan (24), agar mereka dapat dengan mudah berziarah.
"Dimakamkan di sini karena kemauan aku dan kakak, karena kalau di sana Cirebon mah nanti jauh. Lagian keluarga bapak mah banyaknya di sini," ujar Fitria dengan mata berkaca-kaca.
Kabar duka mengenai Dendi diterima keluarga pada Jumat siang sekitar pukul 12.00 WIB. Informasi awal diterima oleh Sendi, yang kemudian meminta Fitria untuk mendoakan sang ayah yang belum diketahui keadaannya setelah longsor terjadi. Setelah mendapatkan kepastian bahwa Dendi menjadi salah satu korban, keluarga merasakan syok dan kesedihan mendalam.
"Saya tahu infonya dari kakak, katanya ngasih tau doain bapak, soalnya belum pasti. Terus gak lama ketahuan jadi korban dan meninggal dunia," ungkap Fitria.
Menurut penuturan Fitria, Dendi telah bekerja di Cirebon sejak tahun 2019. Selain bekerja di pertambangan, almarhum juga memiliki usaha warung bersama istrinya di Cirebon. Dendi dikenal sebagai sosok yang baik dan dekat dengan keluarga serta masyarakat Cimenyan, tempat ia dibesarkan sejak tahun 1999.
Fitria mengungkapkan bahwa seharusnya Dendi libur pada hari kejadian. "Bapak tuh kalau dikasih tahu susah, jadi gak bisa diatur. Baik juga orangnya, suka ngaji, bantu orang," katanya.
Terakhir kali Fitria bertemu dengan ayahnya adalah tiga tahun lalu. Meski demikian, Dendi seringkali menghubungi anak-anak dan cucunya melalui telepon atau video call. Fitria mengenang saat terakhir kali ayahnya menelepon saat ia sedang ujian. Dendi ingin mengirimkan uang dan meminta Fitria untuk menelepon balik, namun akhirnya Dendi mengirimkan pesan melalui ibunya.
Kepergian Dendi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Kenangan akan kebaikan dan perhatiannya akan selalu terukir dalam ingatan mereka.
Poin-poin penting:
- Dendi Irmawan menjadi korban longsor di tambang Cirebon.
- Jenazah dimakamkan di Cimenyan atas permintaan anak-anaknya.
- Dendi dikenal sebagai sosok yang baik dan dekat dengan keluarga.
- Seharusnya Dendi libur pada hari kejadian longsor.
- Keluarga mengenang Dendi sebagai sosok yang penyayang dan perhatian.