Indonesia dan Oman Jajaki Kolaborasi dalam Restorasi Ekosistem Mangrove

Indonesia membuka lebar peluang kolaborasi dengan Oman dalam upaya rehabilitasi ekosistem mangrove. Inisiatif ini muncul sebagai respon terhadap komitmen global dalam menjaga lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Indonesia, dengan pengalaman dan kebijakan pro-lingkungan yang telah diterapkan, menawarkan diri sebagai mitra strategis bagi Oman. Pengalaman ini mencakup riset dan inovasi dalam konservasi mangrove, serta program pemberdayaan masyarakat yang melibatkan berbagai pihak. Delegasi Oman baru-baru ini melakukan kunjungan ke Indonesia untuk mempelajari praktik terbaik dalam rehabilitasi mangrove secara langsung.

Virni Budi Arifanti, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN, menyambut baik potensi kerja sama ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara kedua negara, khususnya dalam riset dan pengembangan inovasi untuk merehabilitasi dan melestarikan ekosistem mangrove.

Kunjungan delegasi Oman difokuskan pada Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. Lokasi ini dipilih karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati mangrove yang signifikan, dengan 43 spesies mangrove tropis sejati atau sekitar 80% dari total spesies mangrove tropis dunia. Sebaliknya, Oman hanya memiliki beberapa spesies mangrove. Hal ini menjadikan riset dan inovasi sebagai elemen kunci dalam upaya konservasi dan rehabilitasi mangrove, terutama sebagai ekosistem karbon biru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Salah satu teknologi yang dipamerkan adalah integrated mangrove sowing (IMS), sebuah sistem pemantauan mangrove terintegrasi. Sistem ini memanfaatkan drone untuk menanam mangrove di area yang sulit dijangkau. Biji mangrove dipersiapkan dalam bentuk bola yang dilapisi tanah, arang, sekam, dan nutrisi, sehingga memudahkan pertumbuhan setelah mencapai tanah.

Selain teknologi penanaman, riset lain yang dianggap krusial meliputi:

  • Keragaman spesies mangrove
  • Penghitungan stok karbon
  • Faktor emisi
  • Valuasi ekonomi
  • Kebijakan blue carbon

Virni menekankan pentingnya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk:

  • Pemerintah pusat
  • Pemerintah daerah
  • Perguruan tinggi
  • Sektor swasta
  • Masyarakat
  • Mitra internasional seperti Oman

Kerja sama ini bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan.