Di Balik Kokpit Whoosh: Rutinitas dan Persiapan Sang Pengemudi Kereta Cepat

Persiapan Matang di Balik Kemudi Kereta Cepat Whoosh

Sebelum mengendalikan laju Kereta Cepat Whoosh yang membelah jalur Jakarta-Bandung, seorang masinis tidak hanya dituntut memiliki keterampilan mumpuni, tetapi juga wajib menjalani serangkaian persiapan ketat. Prosedur ini bukan sekadar formalitas, melainkan garda terdepan dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan seluruh penumpang.

Iqbal Fikri Wibowo, seorang masinis Whoosh, berbagi cerita mengenai rutinitasnya sebelum bertugas. Dimulai jauh sebelum kereta meninggalkan stasiun, Iqbal harus tiba di kantor setidaknya satu jam 15 menit sebelum jadwal keberangkatan. Waktu ini dimanfaatkan untuk serangkaian pengecekan krusial, terutama terkait kondisi kesehatan.

  • Pemeriksaan kesehatan menjadi prioritas utama. Tensi darah, kadar alkohol, saturasi oksigen, dan denyut nadi diperiksa secara seksama. Standar kesehatan yang ketat harus dipenuhi sebelum seorang masinis dinyatakan layak bertugas.
  • Setelah lolos pemeriksaan kesehatan, Iqbal melanjutkan ke meja penyelia. Di sini, ia melakukan absensi menggunakan teknologi retina dan mempersiapkan berkas-berkas administratif yang diperlukan untuk perjalanan. Kelengkapan peralatan komunikasi juga tak luput dari perhatian.
  • Koordinasi dengan masinis sebelumnya menjadi tahapan penting berikutnya. Informasi terkait kondisi kereta, cuaca di sepanjang jalur, serta potensi gangguan lalu lintas dibahas secara mendalam. Proses serah terima ini memastikan kesinambungan informasi dan kesiapan menghadapi segala kemungkinan.

Sensasi dan Tanggung Jawab di Kecepatan 350 Km/Jam

Bagi Iqbal, pengalaman mengemudikan Whoosh dengan kecepatan 350 km/jam memberikan sensasi tersendiri. Ia mengaku bangga menjadi bagian dari sejarah perkeretaapian Indonesia dan berkesempatan belajar langsung dari masinis profesional asal Cina yang memiliki kompetensi internasional.

Namun, di balik sensasi kecepatan, Iqbal menyadari tanggung jawab besar yang dipikulnya. Kelancaran dan keselamatan perjalanan Whoosh merupakan hasil kerja tim yang solid. Komunikasi yang efektif dengan Operation Control Center (OCC), teknisi kereta, dan petugas stasiun menjadi kunci utama.

"Saya bekerja sebagai satu tim. Artinya saya berkomunikasi dengan OCC, (Operation Control Center), berkomunikasi dengan OBM atau teknisi KA, berkoordinasi dengan petugas stasiun," ujar Iqbal.

Solidaritas dan rasa kebersamaan menjadi fondasi utama dalam menjaga keselamatan penumpang dan mencapai tujuan dengan selamat. Iqbal dan rekan-rekannya terus berupaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pelatihan rutin yang diberikan setiap minggu, termasuk penggunaan simulator di Depo Stasiun Tegal Luar.

Pelatihan dan Pembekalan Berkelanjutan

Walaupun telah mengantongi sertifikasi sebagai masinis Whoosh, Iqbal dan rekan-rekannya tidak berhenti belajar. Mereka secara rutin mengikuti pelatihan dan pembekalan terkait pengoperasian kereta cepat dan prosedur keselamatan. Simulator di Depo Stasiun Tegal Luar menjadi sarana penting dalam meningkatkan keterampilan dan kesiapan menghadapi berbagai skenario.

"Kita diberi pembekalan setiap minggu," kata dia.

Persiapan matang, koordinasi yang baik, dan pelatihan berkelanjutan menjadi kunci utama bagi seorang masinis Whoosh dalam menjalankan tugasnya. Lebih dari sekadar mengendalikan kereta, mereka adalah garda terdepan dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan seluruh penumpang.