Tragedi di Surabaya: Penjual Tahu Jadi Korban Salah Sasaran dalam Penggerebekan Narkoba
Insiden Tragis Menimpa Penjual Tahu di Surabaya Saat Penggerebekan Narkoba
Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Surabaya pada 24 Juni 2015, ketika seorang penjual tahu menjadi korban salah sasaran dalam sebuah penggerebekan narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur. Peristiwa yang terjadi di Jalan Ambengan Batu I, sebuah kawasan padat penduduk, ini bermula ketika petugas BNNP Jatim berusaha menangkap seorang yang diduga sebagai bandar narkoba.
Menurut keterangan warga setempat, Narto, sejumlah petugas BNNP Jatim, baik yang berpakaian dinas maupun preman, melakukan penggerebekan terhadap seorang pria berinisial IS. Saat hendak ditangkap, IS melakukan perlawanan dan berhasil melarikan diri. Pengejaran pun terjadi, dan dalam situasi tersebut, seorang petugas BNNP Jatim melepaskan tembakan.
Nahasnya, tembakan tersebut tidak mengenai sasaran yang dituju. Sueb, seorang penjual tahu berusia 50 tahun yang sedang menjajakan dagangannya di Gang I Jalan Ambengan Batu, tiba-tiba roboh dengan darah membasahi perutnya. Ia terkena peluru nyasar yang memantul dari senjata petugas BNNP.
Warga sekitar dan petugas BNNP yang menyadari kejadian tersebut segera memberikan pertolongan pertama dan membawa Sueb ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Narto menuturkan bahwa beberapa petugas langsung membawa Sueb ke rumah sakit.
Saat itu, Kabid Humas Polda Jatim, AKBP Argo Yuwono, menjelaskan bahwa RS Bhayangkara telah menerima pasien korban kecelakaan penggerebekan yang dilakukan BNNP. Peluru nyasar tersebut bersarang di perut kanan Sueb dan segera diangkat oleh tim medis. Argo menambahkan bahwa kondisi Sueb membaik dan menjalani perawatan intensif di ruang ICU.
Insiden ini menjadi perhatian serius dan memicu perdebatan mengenai prosedur penggerebekan narkoba yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Kasus ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dan profesionalisme dalam setiap tindakan penegakan hukum untuk menghindari jatuhnya korban yang tidak bersalah.