Otoritas Saudi Izinkan Penggunaan Obat-obatan Indonesia untuk Jemaah Haji dengan Pengawasan Dokter

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sekaligus anggota Amirulhaj, Taruna Ikrar, mengumumkan kabar gembira terkait penggunaan obat-obatan bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Otoritas setempat telah memberikan izin penggunaan obat-obatan yang dibawa dari Indonesia, dengan syarat pemberiannya harus dilakukan oleh dokter.

Taruna Ikrar menjelaskan bahwa sebagai Amirulhaj, dirinya memiliki tugas penting dalam memastikan kesehatan dan keamanan pangan bagi jemaah haji Indonesia. Tugas-tugas tersebut meliputi evaluasi kinerja tim kesehatan, analisis efektivitas vaksin dan obat-obatan, mempelajari sistem layanan kesehatan di Arab Saudi, sinkronisasi tim kesehatan kloter dengan rumah sakit Saudi, dan koordinasi tenaga kesehatan haji.

Dalam menjalankan tugasnya, Taruna menemukan bahwa penggunaan obat-obatan, terutama antibiotik, tunduk pada regulasi ketat, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi. Di Arab Saudi, Saudi Food and Drug Authority (SFDA) memiliki kewenangan untuk mengatur peredaran dan penggunaan obat-obatan. Mengingat ada lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia, ketersediaan obat-obatan yang sesuai sangat penting untuk menjaga kesehatan mereka.

Taruna Ikrar kemudian berinisiatif untuk bertemu dengan President of the SFDA, Hisham bin Saad Aljadhey, untuk membahas masalah ini. Dalam pertemuan tersebut, Taruna menyampaikan permohonan agar SFDA memberikan pengecualian sehingga obat-obatan yang dibawa dari Indonesia dapat digunakan untuk melayani jemaah haji Indonesia. Hisham bin Saad Aljadhey menyambut baik permohonan tersebut dan memberikan lampu hijau, dengan catatan bahwa penggunaan obat-obatan harus dilakukan oleh tenaga ahli, yaitu dokter yang tergabung dalam tim medis Indonesia.

Saat ini, terdapat aturan baru yang mengharuskan jemaah haji yang sakit untuk dirujuk langsung ke rumah sakit Saudi. Namun, tim medis Indonesia tetap memberikan pemeriksaan dan pengobatan awal di hotel bagi jemaah yang membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan jemaah mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Selain masalah obat-obatan, Taruna Ikrar juga akan mengevaluasi efektivitas vaksin yang telah diberikan kepada jemaah dan petugas haji Indonesia. Ia berharap jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci dapat menurun pada tahun ini.

Taruna Ikrar menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada SFDA atas komitmen mereka dalam menjaga kualitas konsumsi jemaah haji Indonesia. Upaya ini dinilai sangat penting untuk menjamin kelancaran, kesehatan, dan kekhusyukan ibadah haji.

"Kami sangat menghargai komitmen Saudi Food and Drug Authority dalam menjaga kualitas konsumsi jamaah. Ini sangat penting untuk menjamin ibadah berlangsung lancar, sehat, dan khusyuk," ujar Taruna.