Elon Musk Tinggalkan Jabatan di Pemerintahan, Trump Optimis Kolaborasi Berlanjut
Elon Musk, CEO Tesla dan tokoh berpengaruh di dunia teknologi, secara resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Departemen Pemerintahan Federal AS (DOGE). Pengunduran diri ini terjadi setelah empat bulan Musk mengemban tugas di pemerintahan, di mana ia fokus pada upaya efisiensi besar-besaran. Meskipun meninggalkan posisi formalnya, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa Musk akan tetap menjadi penasihat dekatnya.
Dalam acara perpisahan yang digelar di Ruang Oval, Trump memberikan apresiasi atas kontribusi Musk selama menjabat sebagai Kepala DOGE. Trump menyebutkan bahwa DOGE telah berhasil menghilangkan ribuan pekerjaan yang tidak efisien dan menghemat miliaran dolar pengeluaran negara, termasuk pengurangan signifikan pada bantuan luar negeri AS. "Elon tidak benar-benar pergi. Dia akan kembali dan segera hadir," ujar Trump di hadapan Musk, yang pada kesempatan itu mengenakan topi DOGE hitam dan kaus bertuliskan 'The Dogefather'.
Musk sebelumnya telah mengumumkan niatnya untuk meninggalkan pemerintahan setelah menyelesaikan masa tugasnya sebagai pegawai pemerintah khusus selama 130 hari, yang jatuh pada tanggal 30 Mei. Selama beberapa minggu pertama masa jabatannya, Musk menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam upaya merombak birokrasi federal. Langkah-langkah yang diambil termasuk pembubaran badan-badan tertentu, penghentian program-program yang sudah lama berjalan, dan penerapan mandat yang luas tanpa pemberitahuan sebelumnya, yang mengakibatkan puluhan ribu pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh Musk di Gedung Putih tampaknya berkurang. Hal ini disebabkan oleh keluhan dari sejumlah anggota kabinet mengenai pendekatannya yang dinilai terlalu radikal. Selain itu, Musk juga menghadapi tekanan yang meningkat dari para pemegang saham yang khawatir bahwa keterlibatan politiknya dapat menjadi beban bagi perusahaan-perusahaannya.
Gelombang protes anti-Musk yang meluas di gerai-gerai Tesla di berbagai kota di AS dan Eropa turut berkontribusi pada penurunan penjualan dan penurunan harga saham perusahaan. Usaha lainnya, termasuk SpaceX dan Starlink, juga mendapat sorotan karena hubungan dekatnya dengan Trump. Acara di Gedung Putih diadakan sebagai upaya untuk menunjukkan persatuan, setelah Musk sebelumnya mengkritik rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran Trump yang dianggap terlalu mahal.
Beberapa pembantu senior Trump, termasuk Wakil Kepala Staf Stephen Miller dan Kepala Staf Susie Wiles, menganggap pernyataan Musk tentang rancangan undang-undang pajak sebagai bentuk pengunduran diri dari pemerintahan. Miller dikabarkan sangat kecewa dengan komentar tersebut. Dalam acara perpisahan tersebut, Trump memberikan Musk sebuah kunci emas besar di dalam kotak kayu bertanda tangannya, sebuah hadiah yang menurutnya hanya diberikan kepada orang-orang yang sangat istimewa.
"Ia harus melalui berbagai rintangan, yang sangat disayangkan karena ia seorang patriot yang luar biasa," kata Trump. Sementara itu, Musk menyatakan bahwa ia akan lebih memfokuskan energinya pada bisnisnya. Ia juga berencana untuk mengurangi sumbangan politiknya. Dalam kesempatan terpisah, Musk juga menyampaikan kepada wartawan bahwa ia akan tetap menjadi bagian dari lingkaran penasihat Trump.
"Saya berharap untuk tetap menjadi teman dan penasihat, dan tentu saja, jika ada sesuatu yang diinginkan presiden dari saya, saya akan melayani presiden," ujar Musk.