Integrasi Sistem Pembayaran ASEAN: Nexus Tingkatkan Efisiensi Transaksi Lintas Negara, QRIS Tetap Relevan
Nexus: Masa Depan Pembayaran Lintas Negara ASEAN, QRIS Terus Berkembang
Popularitas Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sebuah inisiatif dari Bank Indonesia, terus menunjukkan peningkatan signifikan. Data terkini mencatat pertumbuhan yang mengesankan baik dari sisi pengguna maupun nilai transaksi.
Pada kuartal pertama tahun 2025, QRIS telah digunakan oleh 38,1 juta merchant dan 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai transaksi juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 148,2%, mencapai Rp 262,1 triliun. Target pengguna QRIS pada tahun 2025 ditetapkan sebesar 58 juta orang.
QRIS menawarkan berbagai keuntungan bagi penggunanya, termasuk efisiensi, keamanan, dan kemudahan. Konsumen tidak perlu membawa uang tunai, menghindari risiko kehilangan atau menerima uang palsu. Pembayaran juga menjadi lebih praktis karena nominalnya selalu pas. Sementara itu, merchant terhindar dari risiko menerima uang palsu, kehilangan uang, atau kesulitan mencari uang kembalian.
Bank Indonesia juga telah mengembangkan QRIS lintas negara (Cross Border), memungkinkan penggunaannya di negara-negara yang telah menjalin kerja sama dengan Indonesia. Saat ini, QRIS dapat digunakan di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Penjajakan kerja sama juga sedang dilakukan dengan India, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Namun, transfer dana dari merchant Indonesia ke merchant mitra di luar negeri masih memerlukan waktu 1-3 hari, meskipun pembayaran dari konsumen dapat diselesaikan secara instan.
Nexus: Solusi untuk Transaksi Lintas Negara yang Lebih Cepat
Proyek Nexus hadir sebagai solusi untuk mengatasi kendala waktu transfer dana pada QRIS Cross Border. Diprakarsai oleh Bank For International Settlements Innovation Hub (BISIH) dan diumumkan pada tahun 2021, Nexus bertujuan untuk menyatukan sistem pembayaran antarnegara. Keunggulan utama Nexus adalah penyelesaian transaksi antar-merchant yang dilakukan secara bersamaan dengan pembayaran oleh pengguna.
Nexus dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2026, dengan partisipasi awal dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India. Bank Indonesia saat ini berperan sebagai pengamat dan berencana untuk bergabung dalam proyek Nexus di masa mendatang.
Kelima negara yang akan bergabung dalam peluncuran perdana Nexus telah memiliki sistem pembayaran instan masing-masing, seperti PromptPay di Thailand, DuitNow di Malaysia, dan PayNow di Singapura. Nexus akan menyederhanakan konektivitas sistem pembayaran di ASEAN. Jika 10 negara ASEAN menjalin kerja sama bilateral, dibutuhkan 45 koneksi terpisah. Dengan Nexus, hanya diperlukan satu koneksi untuk menyatukan sistem pembayaran di seluruh kawasan.
Kolaborasi QRIS dan Nexus
Kehadiran Nexus tidak akan merugikan QRIS. Sebaliknya, QRIS akan berkolaborasi dengan Nexus, memperluas jangkauan penggunaannya untuk pembayaran transaksi di berbagai negara. Merchant juga akan diuntungkan karena pembayaran antar-merchant akan diselesaikan secara bersamaan dengan pembayaran oleh pengguna.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam proyek Nexus, termasuk harmonisasi aturan perlindungan data pengguna, sistem keamanan siber, aturan pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta kesiapan teknologi dan sumber daya manusia di setiap negara. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, berpotensi menjadi pemimpin dalam integrasi keuangan di kawasan jika telah siap untuk berpartisipasi dalam proyek Nexus.