Sektor Pariwisata Lembang Tertekan Akibat Kebijakan dan Efisiensi Anggaran

Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat – Sektor pariwisata di kawasan Lembang menghadapi tantangan berat akibat kombinasi kebijakan pemerintah dan efisiensi anggaran yang berdampak signifikan pada tingkat hunian hotel dan restoran. Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bandung Barat menunjukkan penurunan okupansi hingga 30 persen selama periode Januari hingga Mei 2025.

Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah kebijakan pelarangan study tour yang diberlakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dan diikuti oleh wilayah Banten. Kebijakan ini secara langsung mengurangi jumlah kunjungan rombongan siswa, yang sebelumnya menjadi sumber pendapatan penting bagi hotel, restoran, dan tempat wisata di Lembang.

Selain itu, efisiensi anggaran pemerintah juga berperan besar dalam menekan sektor pariwisata. Pemangkasan anggaran mengakibatkan berkurangnya kegiatan rapat, seminar, dan kunjungan kerja yang biasanya diselenggarakan di hotel-hotel di Lembang. Dampaknya, ballroom hotel yang dulunya ramai kini sepi, dan kamar-kamar hotel banyak yang kosong.

Koordinator Promosi PHRI KBB, Librantara, mengungkapkan kekhawatiran bahwa kondisi ini akan semakin memburuk jika tidak ada intervensi dari pemerintah. Ia menekankan pentingnya mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah ini agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pariwisata.

Pelaku pariwisata di Lembang merasakan langsung dampak dari kebijakan ini. Sapto Wahyudi, seorang pengusaha di sektor pariwisata, mengatakan bahwa sejak Januari 2025, puluhan rombongan study tour telah membatalkan kunjungan mereka ke Lembang. Pembatalan ini berdampak signifikan pada pendapatan pengusaha pariwisata.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan sektor pariwisata Lembang:

  • Kebijakan pelarangan study tour: Kebijakan ini mengurangi jumlah kunjungan siswa ke Lembang.
  • Efisiensi anggaran pemerintah: Pemangkasan anggaran mengurangi kegiatan yang biasanya diselenggarakan di hotel-hotel di Lembang.
  • Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi yang kurang baik secara umum dapat mempengaruhi daya beli masyarakat untuk berwisata.

Para pelaku pariwisata berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk membantu memulihkan sektor pariwisata Lembang. Solusi yang mungkin dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Mencari alternatif pasar wisatawan: Selain mengandalkan study tour, pengusaha pariwisata dapat mencari pasar wisatawan lain, seperti wisatawan keluarga, wisatawan korporat, atau wisatawan mancanegara.
  • Mengembangkan produk wisata baru: Pengusaha pariwisata dapat mengembangkan produk wisata baru yang menarik dan sesuai dengan minat wisatawan saat ini.
  • Meningkatkan promosi pariwisata: Pemerintah dan pengusaha pariwisata dapat meningkatkan promosi pariwisata Lembang melalui berbagai saluran, seperti media sosial, website, dan pameran pariwisata.

Dukungan dari pemerintah dan inovasi dari pelaku pariwisata diharapkan dapat membantu sektor pariwisata Lembang untuk bangkit kembali dan menghadapi tantangan di masa depan.