Tragedi Jogja: Mahasiswa UGM Meninggal Ditabrak, Ibunda Kenang Impian Sang Putra
Duka Mendalam Menyelimuti Keluarga Mahasiswa UGM yang Meninggal dalam Kecelakaan
Keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM) dan khususnya Fakultas Hukum, berduka atas meninggalnya Argo Ericko Achfandi (19), seorang mahasiswa berprestasi yang menjadi korban tabrak lari di Yogyakarta. Argo, mahasiswa yang dikenal santun dan berdedikasi tinggi, meregang nyawa setelah ditabrak oleh sebuah mobil BMW yang dikendarai oleh mahasiswa lain dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Christiano Tarigan.
Meiliana (48), ibunda Argo, dengan pilu mengenang sosok putranya yang telah tiada. Argo dibesarkan seorang diri oleh Meiliana selama 11 tahun terakhir, setelah ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak sulung dari dua bersaudara, Argo memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarga dan masa depannya.
"Argo memang anak yang cenderung pendiam, tapi saya tahu dia memiliki hati yang lembut dan selalu menghormati orang lain," ujar Meiliana dengan suara bergetar saat ditemui di kediamannya di kawasan Kalibaru, Depok.
Impian dan Cita-Cita yang Terenggut
Di balik sifatnya yang pendiam, Argo menyimpan cita-cita yang tinggi. Meiliana mengungkapkan bahwa Argo memiliki keinginan kuat untuk membahagiakan dirinya dan adiknya, Keefa Satria Achfandi, yang saat ini masih duduk di bangku SMA. Tekad ini semakin memotivasi Argo untuk meraih kesuksesan dalam pendidikannya.
"Argo adalah harapan saya sebagai seorang ibu. Ia adalah pengganti ayahnya, tulang punggung keluarga. Namun, takdir berkata lain," ucap Meiliana dengan mata berkaca-kaca.
Argo dikenal sebagai mahasiswa yang tekun belajar dan aktif berorganisasi. Ia berhasil meraih beasiswa BSI Scholarship, sebuah bukti nyata dari prestasi akademiknya. Selain fokus pada kuliah, Argo juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan untuk mengembangkan kemampuan public speaking, memperluas relasi, dan membangun jaringan.
"Argo selalu meminta izin kepada saya untuk mengikuti kegiatan organisasi. Ia berjanji akan tetap menjaga nilai akademiknya, dan ia membuktikan janjinya," kata Meiliana bangga.
Keinginan Melanjutkan Studi ke Luar Negeri dan Menjadi Pengacara
Meiliana juga mengungkapkan bahwa Argo memiliki cita-cita untuk melanjutkan studi strata dua (S2) ke luar negeri. Ia berencana untuk mengikuti program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan.
"Argo sudah mempersiapkan diri untuk S2 sejak jauh hari, meskipun masih tiga tahun lagi," tutur Meiliana.
Selain itu, Argo juga memiliki keinginan untuk menjadi seorang corporate lawyer. Ia bercita-cita untuk berkarir di bidang hukum korporasi setelah menyelesaikan studinya.
Keluarga Ikhlas, Proses Hukum Harus Tetap Berjalan
Keluarga Argo telah mengikhlaskan kepergian Argo. Namun, mereka berharap agar proses hukum tetap berjalan untuk mencari keadilan dan kebenaran.
"Kami sudah mengikhlaskan Argo, karena ini adalah takdir dari Tuhan. Namun, kami tetap ingin agar proses hukum berjalan sebagaimana mestinya," tegas Meiliana.
Keluarga telah menunjuk tim kuasa hukum dari Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) FH UGM untuk mengawal proses hukum ini. Meiliana menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima tawaran damai dan akan fokus pada jalur hukum.
"Kami hanya ingin mencari keadilan dan kebenaran untuk Argo," pungkasnya.