WHO Pantau Ketat Kemunculan Varian COVID-19 NB.1.8.1 di 22 Negara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan perhatian khusus terhadap kemunculan varian baru COVID-19, NB.1.8.1, yang telah terdeteksi menyebar di 22 negara. Peningkatan kasus COVID-19 secara global, khususnya di wilayah Pasifik Barat, Amerika, Eropa, dan Asia Tenggara, memicu kewaspadaan terhadap potensi dampak varian ini.

WHO telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) sejak 23 Mei 2025, menyusul peningkatan proporsinya secara global. Data menunjukkan bahwa hingga 18 Mei 2025, sebanyak 518 sekuens NB.1.8.1 telah dilaporkan ke GISAID dari berbagai negara. Angka ini mewakili 10,7 persen dari total sekuens global yang tersedia pada minggu epidemiologi ke-17 tahun 2025. Meskipun prevalensinya masih relatif rendah, peningkatan yang signifikan dari 2,5 persen pada minggu epidemiologi ke-14 (31 Maret - 6 April 2025) menjadi perhatian.

NB.1.8.1 merupakan turunan dari varian rekombinan XDV.1.5.1. Dibandingkan dengan varian dominan saat ini, LP.8.1, varian NB.1.8.1 memiliki mutasi tambahan pada protein spike, seperti T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I. Mutasi ini berpotensi mempengaruhi karakteristik varian, termasuk tingkat penularan dan kemampuan untuk menghindari respons imun.

WHO terus melakukan pemantauan ketat terhadap varian NB.1.8.1 untuk memahami sepenuhnya dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau memiliki karakteristik lain yang membedakannya dari varian COVID-19 yang beredar saat ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Berikut adalah daftar mutasi tambahan pada protein spike varian NB.1.8.1 dibandingkan dengan varian dominan LP.8.1:

  • T22N
  • F59S
  • G184S
  • A435S
  • V445H
  • T478I

WHO juga terus melakukan evaluasi terhadap efektivitas vaksin COVID-19 yang ada terhadap varian NB.1.8.1. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan mengenai pembaruan komposisi vaksin untuk memastikan perlindungan yang optimal terhadap varian COVID-19 yang terus berkembang. Selain itu, WHO telah memperpanjang Rekomendasi Tetap IHR untuk COVID-19 hingga 30 April 2026, sebagai upaya untuk mendukung negara-negara anggota dalam mengelola risiko pandemi COVID-19 dalam jangka panjang.