Merenungkan Ayat-Ayat Semesta: Kisah di Balik Tangisan Rasulullah SAW Saat Surah Ali Imran Diturunkan

Pada suatu malam yang penuh khidmat, Rasulullah SAW meneteskan air mata haru. Peristiwa ini terjadi ketika wahyu Ilahi berupa surah Ali Imran turun kepada beliau. Kisah mengharukan ini diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih, menggambarkan betapa dalamnya perenungan Nabi terhadap ayat-ayat Allah.

Bilal bin Rabah, seorang sahabat setia dan muazin Rasulullah SAW, menjadi saksi momen tersebut. Pagi itu, sebelum fajar menyingsing dan azan Subuh berkumandang, Bilal mendapati Rasulullah SAW dalam keadaan berurai air mata. Dengan penuh hormat, Bilal bertanya, "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, apa yang gerangan membuatmu menangis?"

Rasulullah SAW menjawab dengan suara lirih, "Telah diturunkan kepadaku ayat yang berisi ancaman bagi mereka yang membacanya tanpa merenungi maknanya." Kemudian, beliau membacakan surah Ali Imran ayat 190-191, ayat-ayat yang menggetarkan hati dan mengajak manusia untuk berpikir tentang penciptaan alam semesta.

Kisah turunnya surah Ali Imran ayat 190-191 yang begitu mendalam hingga membuat Rasulullah SAW menangis, dinukil dari kitab Ihfazullahi Yahfazuka karya Dr. 'Aidh Abdullah al-Qarny.

Berikut adalah bunyi Surah Ali Imran ayat 190-191:

  • Ali Imran Ayat 190

    اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

    Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

  • Ali Imran Ayat 191

    الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

    Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka."

Makna Mendalam Ayat-Ayat Al-Qur'an

Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, Surah Ali Imran ayat 190 adalah bukti nyata akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, khususnya bagi mereka yang menggunakan akal pikirannya. Ayat ini menegaskan bahwa langit dan bumi adalah milik Allah, mengajak setiap hamba untuk mengenali keagungan, kemuliaan, dan kebesaran-Nya melalui ciptaan-Nya.

Tafsir tersebut menjelaskan, "Sesungguhnya dalam penciptaan benda-benda angkasa, matahari, bulan, beserta planet-planet lainnya dan gugusan bintang-bintang yang terdapat di langit dan perputaran bumi pada porosnya yang terhampar luas untuk manusia, dan pergantian malam dan siang, pada semua fenomena alam tersebut terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal yakni orang yang memiliki akal murni yang tidak diselubungi oleh kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan."

Ayat 191 kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang ciri-ciri orang yang berakal. Mereka adalah individu yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT, merenungkan keindahan ciptaan-Nya, dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat kauniyah yang terbentang di alam semesta, sambil terus berzikir dan mengingat Allah.

Orang yang berakal akan selalu mendapatkan manfaat dan hikmah dari setiap hal yang diperhatikannya. Mereka akan senantiasa mengagungkan kebesaran Allah SWT, mengingat kebijaksanaan-Nya, dan merenungi banyaknya nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang berakal adalah mereka yang mampu memahami hakikat segala sesuatu dengan jelas dan gamblang. Mereka tidak pernah berhenti berzikir dan mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan.

Dalam kitab Ihfazullahi Yahfazuka dijelaskan bahwa orang yang membaca surah Ali Imran ayat 190-191 tanpa merenungkan maknanya, hatinya akan terkunci, kecuali atas kehendak Allah SWT. Tertutupnya hati ini bisa disebabkan oleh perbuatan maksiat, durhaka, dan kelalaian dalam mengingat Allah SWT.

Wallahu a'lam.