Gunung Sampah 25 Meter di TPA Pematangsiantar: Tantangan dan Solusi Penanganan Darurat
Gunung Sampah 25 Meter di TPA Pematangsiantar: Tantangan dan Solusi Penanganan Darurat
Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tengah bergelut dengan permasalahan serius yang mengancam kesehatan publik dan lingkungan: tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, telah mencapai ketinggian yang mengkhawatirkan, yaitu 25 meter. Menempati lahan seluas 2,4 hektar, TPA tersebut diperkirakan menampung hingga 430.000 ton sampah. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penyakit menular dan mencemari lingkungan sekitar. Sampah yang menumpuk bahkan mulai meluas hingga ke badan jalan, mengganggu aksesibilitas dan keamanan pengguna jalan.
Menanggapi kondisi darurat ini, Pemerintah Kota Pematangsiantar melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menetapkan target penanggulangan yang ambisius. Kepala DLH, Dedy Tunasto Setiawan, menyatakan komitmennya untuk meratakan tumpukan sampah minimal hingga ketinggian 5 meter paling lambat Juni 2025. Strategi yang diterapkan meliputi pemindahan sampah ke area kosong di TPA untuk mengurangi ketinggian tumpukan yang mengancam jalan raya. Keterbatasan alat berat yang selama ini menjadi kendala utama kini mulai teratasi dengan kedatangan alat berat baru. Proses penataan dan pengurangan volume sampah telah dimulai secara intensif.
Selain upaya penataan fisik, DLH juga tengah mengoptimalkan mesin pengolahan sampah yang berlokasi di belakang Terminal Tanjung Pinggir. Mesin tersebut akan berperan penting dalam mengurai sampah organik menjadi kompos dan memisahkan sampah plastik untuk proses daur ulang. Dengan demikian, diharapkan TPA Tanjung Pinggir tidak hanya menjadi tempat pembuangan akhir, tetapi juga pusat pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. Sistem pengelolaan sampah terpadu ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA secara signifikan di masa mendatang.
Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, turut menegaskan urgensi penyelesaian permasalahan sampah ini. Beliau menekankan bahwa tumpukan sampah merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan harus ditangani secara segera dan tuntas. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah, serta memperkuat edukasi publik terkait pemilahan sampah di sumbernya.
Tantangan ke depan: * Peningkatan kapasitas TPA: Memastikan TPA Tanjung Pinggir memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung sampah dalam jangka panjang. * Peningkatan kesadaran masyarakat: Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan dan pengurangan sampah. * Penguatan regulasi: Menerapkan dan menegakkan regulasi yang efektif untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan. * Pemantauan dan evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program pengelolaan sampah untuk memastikan keberhasilan dan efisiensi.
Permasalahan sampah di TPA Pematangsiantar menjadi cerminan tantangan yang dihadapi banyak daerah di Indonesia. Penyelesaiannya membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, dan penerapan teknologi yang tepat guna mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.